Surabaya (Antara Jatim) - Ekonom dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Imron Mawardi mengatakan bahwa stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa SPBU di Jatim, khususnya Surabaya mulai menipis dikarenakan adanya penyesuaian tarif dari pihak pengelola SPBU.
"Stok di beberapa SPBU di Jatim, khususnya Surabaya memang mulai menipis, bahkan di beberapa tempat malah langka ini disebabkan murni adanya penyesuaian tarif baru dari pengusaha SPBU," katanya ketika dikonfirmasi Antara di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan sebelum harga BBM turun, pengusaha atau pengelola SPBU mengantisipasinya dengan mengurangi pesanan menjelang penurunan harga, karena mereka tidak ingin dirugikan dengan kebijakan pemerintah tersebut.
"Ketika ada wacana harga BBM akan turun, maka pengusaha SPBU akan mengurangi pesanannya supaya konsumen menunda untuk membeli BBM. Karena saat pemerintah mengumumkan harga BBM turun atau naik, konsumen akan berebut mengantre ke SPBU," ujarnya.
Kebijakan penurunan harga BBM, lanjutnya diapresiasi oleh masyarakat, apalagi bagi pengusaha BBM eceran yang membelinya secara berlebihan, sehingga stok BBM di sejumlah SPBU mulai menipis.
"Masyarakat memang senang dengan kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM, namun hal ini masih kurang diantisipasi oleh pengusaha SPBU maupun pertamina sebagai penyedia BBM," terangnya.
Seperti diketahui per 5 Januari, PT Pertamina menurunkan harga BBM jenis solar, premium, pertalite dan pertamax. Untuk harga solar, dari Rp6.700, turun menjadi Rp5.750 per liter, solar non PSO dari Rp8.300 turun menjadi Rp8.050 per liter.
Sedangkan premium di luar Jawa, Madura dan Bali, dari Rp7.300 turun menjadi Rp6.950 perliter, premium untuk Jawa, Madura dan Bali, dari Rp7.400 turun menjadi Rp7.050 per liter. Sedangkan untuk pertalite, dari Rp8.250 turun menjadi Rp7.900 perliter, pertamax di Jawa Timur, dari Rp8.750 turun menjadi Rp8.600 perliter.
"Pemerintah mempunyai kebijakan penurunan harga BBM tidak per tanggal 1 Januari, melainkan per tanggal 5 Januari dikarenakan memberikan waktu kepada pengelola SPBU untuk menjual BBM yang dibelinya ketika harganya masih tinggi, sehingga kelangkaan stok BBM bisa terhindar," paparnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan terjadinya stok BBM yang mulai menipis di beberapa SPBU diprediksi hanya terjadi pada beberapa hari saja, karena baik pengusaha SPBU maupun masyarakat sudah terbiasa dengan tarif BBM.
"Menipisnya stok BBM ini saya prediksi hanya sementara saja, sekitar satu hingga dua hari ke depan karena baik masyarakat maupun pengusaha SPBU masih dalam penyesuaian tarif penurunan BBM," tandasnya. (*)