Flores Timur (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno meninjau pembangunan rumah hunian sementara (huntara) yang akan dibangun di atas lahan seluas 11 hektare bagi para penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Semuanya kita lakukan secara bersamaan ya, jadi paralel baik itu hunian tetap nanti kita akan cek, hunian sementara sudah dimulai sambil menunggu tenaga kerja bantuan dari TNI," katanya saat meninjau pembangunan rumah huntara di Desa Konga Kecamatan Titehena, Minggu.
Rumah huntara bagi 2.079 kepala keluarga itu dibangun secara bertahap, dan akan segera ditempati oleh para penyintas yang saat ini berada di berbagai posko pengungsian maupun yang memilih mengungsi mandiri di rumah kerabat.
Pihaknya juga memastikan rumah huntara dapat ditempati pada awal tahun 2025.
"Nanti satu blok jadi langsung digunakan, tadi dari BNPB, panitia pelaksana sudah menyanggupi akan selesai dalam waktu dua bulan, karena sebentar lagi kita akan menghadapi musim hujan jadi semaksimal mungkin di saat Nataru posisi pengungsi sudah ada di huntara," katanya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, secara teknis satu rumah huntara akan ditempati sebanyak lima kepala keluarga.
"Kami akan bangun minimal 400 huntara. Kami mengerahkan TNI 200 orang dibagi menjadi 15-20 tim, karena dalam satu huntara itu membutuhkan enam orang, pengerjaan selama seminggu," katanya.
Ia menambahkan, jika pembangunan rumah huntara telah mencapai puluhan unit, maka akan langsung ditempati oleh para penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Sehingga kehidupan langsung sudah bisa berjalan," ujarnya.
Tenaga Ahli BNPB/Danpospenas Bencana Gempa Bumi Kolonel Inf Hery Setiono kepada Menko PMK dan Kepala BNPB menjelaskan, lahan pembangunan rumah huntara merupakan lahan milik warga Desa Konga dan berada di dua hamparan dengan total seluas 11 hektare.
Satu unit rumah huntara yang akan dihuni lima kepala keluarga berukuran panjang enam meter dan lebar 18 meter. Terdapat satu kamar khusus bagi setiap keluarga dan rumah huntara memiliki lantai cor, konstruksi baja ringan dan beratap seng.
Terdapat juga sekolah darurat, ruang serba guna, dan ruang ibadah dalam pembangunan rumah huntara.