Gresik, (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Jawa Timur menetapkan status siaga bencana banjir di wilayah itu, setelah dua desa di wilayah setempat terendam banjir sejak Jumat (1/1).
Kepala BPBD Gresik Abu Hasan, Sabtu mengakui, dua desa di wilayahnya yang terendam itu terletak di Kecamatan Benjeng, dan terendam banjir sejak Jumat.
Meski demikian, banjir akibat luapan Kali Lamong itu hanya menggenangi persawahan dan akses jalan desa, dan sempat membuat warga sekitarnya khawatir.
"Hujan deras yang mengguyur beberapa kabupaten di Jatim yang dialiri Sungai Kali Lamong, menyebabkan meluapnya sungai itu, akibatnya, Desa Sedapurklagen dan Desa Deliksumber Kecamatan Benjeng Gresik terendam banjir," katanya di Gresik.
Abu mengatakan ketinggian banjir di dua desa itu setinggi 20-30 centimeter, dan saat ini sudah mulai surut.
"Setelah dua desa tersebut surut, genangan air berimbas di beberapa desa sebelahnya, namun ketinggian air hanya 10 sentimeter," ucapnya.
Oleh karena itu, Abu Hasan menetapkan status siaga bencana banjir, dan tim BPDB bersama pihak Pemkab Gresik dan pemangku kebijakan lainnya akan terus melakukan monitoring terhadap ketinggian air Kali Lamong.
"Tidak ada korban jiwa, dan nihil kerugian akibat kejadian, namun banjir mulai mencemaskan warga setempat," katanya.
Seorang warga, Andre Pamungkas (29) mengatakan perlu ada solusi nyata dari masalah dari klasik tersebut, seperti pembangunan Bendung Gerak Sembayat yang mampu mengantisipasi banjir di wilayah Gresik Utara.
"Kalau di wilayah Gresik utara ada Bendung Gerak Sembayat yang salah satu fungsinya menanggulangi banjir, kenapa tidak di wilayah kami?," ucapnya.
Ia berharap, Pemkab Gresik mampu memberikan solusi nyata mengatasi banjir yang selalu terjadi di wilayah Benjeng, agar tidak rutin terjadi dan menjadi masalah klasik.(*)