Surabaya (Antara Jatim) - Penilaian kinerja atau e-perfomance Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada tahun ini bertambah dan semakin diperketat.
Kasubbid Diklat Teknik Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Surabaya Dwi Wahjunovita Handajani, di Surabaya, Jumat, mengatakan bedanya, tahun lalu dimensi penilaian untuk e-performance pegawai pemkot hanya ada tujuh dimensi, saat ini penilaiannya ditambah menjadi sepuluh dimensi penilaian.
"Sistem ini sudah diberlakukan sejak lima tahun yang lalu. Namun, setiap tahun memang dilakukan system evaluasi. Jadi berdasarkan evaluasi itu kita tentukan mana yang harus ditambah dan diperbaiki," katanya.
Menurut dia, penmabahan dimensi itu adalah dimesi kepemimpinan, dimensi inisiatif, dan dimensi kreatifitas. Seperti yang tampak di ruang kepala BKD, pejabat eselon dua setingkat kepala dinas mengisi e-performance di ruang kepala BKD Surabaya.
Sedangkan untuk eselon tiga melakukan pengisian di kantor bina program di gedung Sawunggaling. Untuk pegawai lainnya melakukan pengisian secara online di kantor masing-masing.
Adanya penambahan penilaian itu dilakukan berhuhungan juga dengan keniakan faktor pengali uang kinerja. Selain itu, saat ini BKD sedang melakukan penyesuaian dengan undang undang aparatur sipil Negara yang mengatur penilaian kinerja dengan standar kinerja perorangan (SKP).
Sehingga, lanjut dia, diperkirakan tahun depan juga akan ada beberapa penyesuaian lagi. "Sebelum ada SKP kita kan sudah ada dulu. Justru punya kita sudah sangat objektif, SKP masih ada standar minimal angknya yaitu 0,76. Tapi kalau kita jelek ya yang jelek itu yang diaporkan," kata Novi.
Di sisi lain, e-performance ini merupakan sistem penilaian yang terbilang langka. Dimana di daerah lain masih belum ada yang memiikii sistem yang sama.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pemkot mengaku mempertahankan sistem ini karena sistemnya membawa dampak yang positif. Salah satunya adalah lebih akuntable, transparan, dan juga terukur.
Semua pegawai PNS melakukan pengisian ini. Dimana antaratasan dan bawahan sama-sama melakukan penilaian. Selain itu, mereka juga melaporkan tugas dan kinerja yang dilakukan. Mulai dari yang ringan, sampai yang berat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Surabaya Irvan Wahyu Drajat menyatakan pihaknya menyambut positif adanya e-performance yang dilakukan setiap tiga kali sebulan ini.
"Tapi memang dibutuhkan konsentrasi tinggi. Makanya harus mengerjakan di sini (ruang BKD). Tapi cukup banyak juga memang, apa lagi saya kan pelaksana tugas jadi menilai dua kali," kata Irvan.
Begitu juga yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo Surabaya Antiq Sugiarti. Ia juga tengah mengisi e-performance. Menurutnya sistem ini adalah bukti adanya komitmen pemkot Surabaya untuk menjaga transparansi penilaian kinerja.
"Jadi kalau ingin uang kinerjanya bagus, maka kinerjanya juga harus bagus, karena sistem sudah dibuat transparan dan akuntabel," kata Antiq. (*)