Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Harsono, Rabu, mengatakan, saat ini penggunaan antibiotik yang dilakukan di dunia medis sudah cukup mengkhawatirkan.
"Banyak di antara petugas medis yang sering menggunakan antibiotik yang dimasukkan di salah satu resep obat kepada pasien," katanya saat memberikan sambutan pada lokakarya bertajuk "Strategi Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit" di Gedung Pusat Diagnostik Terpadu Rumah Sakit dr. Soetomo, Surabaya.
Ia mengemukakan, saat ini di Rumah Sakit dr Soetomo tingkat resistensi terhadap antibiotik berkisar antara 31 sampai dengan 45 persen.
"Angka tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan luar negeri yang hanya berkisar antara 5 persen saja," katanya.
Ia mengatakan, kalau kondisi ini terus dibiarkan, nanti tidak menutup kemungkinan obat yang diberikan kepada pasien tidak akan berfungsi dengan maksimal.
"Oleh karena itu, kami terus melakukan sosialisasi dan juga membuat regulasi terkait dengan penggunaan antibiotik supaya penggunaannya bisa dikendalikan," katanya.
Dirinya menyebutkan, tidak hanya masalah penggunaan antibiotik yang saat ini menjadi perhatian khusus dinas kesehatan.
"Permasalahan lainnya seperti banyaknya laboratorium yang tidak menyediakan tenaga antimikroba yang menangani masalah antibiotik ini juga patut dipertanyakan," katanya.
Oleh karena itu, peran serta dari pemerintah daerah di masing-masing kabupaten sangat dibutuhkan supaya pengendalian antibiotik ini bisa segera dilakukan.
"Dan yang terakhir, yaitu budaya atau mengubah pola pikir masyarakat terkait dengan penggunaan antiobiotik yang berlebihan saat terkena penyakit juga perlu dikendalikan dengan serius," katanya. (*)
