Para pengunjuk rasa yang berjumlah puluhan orang ini mendatangi RSUD Bangkalan dengan membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisi tuntutan agar pihak rumah sakit tidak tinggal diam dengan buruknya pelayanan di rumah sakit itu.
"DKR bergerak dan turun jalan, karena selama ini banyak keluhan yang disampaikan kepada kami, bahwa pelayanan di RSUD Bangkalan sangat memprihatinkan," kata korlap aksi itu, Muhyi.
Muhyi mengatakan, pihak manajemen perlu melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap semua pegawai dan karyawan, baik bidan, perawat maupun dokter.
Selain itu, sambung Muhyi, berdasarkan hasil survei, indeks pelayanan kesehatan masyarakat (IPKM) di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh mrabu Bangkalan sangat buruk, bahkan menempati urutan ketiga, yakni terburuk ketiga di 38 kabupaten.kota se-Jawa Timur.
"Ini tidak boleh didiamkan dan harus ada kebijakan strategis yang harus dilakukan pihak manajemen RSUD Bangkalan," katanya.
Koordinator lapangan aksi ini, bahkan sempat menyebut Direktur RSUD Bangkalan drg Yusro gagal melaksanakan tugasnya.
DKR juga menyarankan agar Bupati Bangkalan bisa mengganti Direktur RSUD Bangkalan dengan pemimpin yang lebih muda dan visioner, sehingga Bangkalan bisa lebih maju.
"Sudah waktunya drg. Yusro lengser dari jabatannya karena dinilai sudah tidak becus lagi sebagi direktur rumah sakit," papar Muhyi berapi-api.
Sementara itu, Wakil Direktur (Wadir) Yunus Santoso saat menemui perwakilan pengunjuk rasa mengatakan, pihaknya siap menampung semua aspirasi dari DKR dan akan disampaikan kepada Direktur RSUD Bangkalan.
Saat massa DKR itu berunjuk rasa, Direktur RSUD Bangkalan drg Yusro sedang berada di ruang kerjanya, dan ia tidak bersedia menemui pengunjuk rasa, dengan alasan sedang sibuk dan tidak bisa diganggu oleh siapapun.
Selain ke RSUD Bangkalan, massa DKR juga berunjuk rasa ke kantor Dinas Kesehatan Bangkalan dengan tuntutan yang sama. (*)