Madiun (Antara Jatim) - Gerakan Petani Nusantara (GPN) menilai tingkat kesehajteraan hidup petani di Indonesia hingga saat ini masih sangat rendah dan bahkan mendekati kemiskinan.
"Dari tahun ke tahun kehidupan petani tidak berubah, tetap berkubang dalam kemiskinan. Peringatan Hari Tani ini merupakan momentum penting untuk mengingatkan pemerintah dan para pihak lainnya untuk peduli pada nasib petani," ujar Hermanu Triwidodo dalam keterangan tertulisnya kepada Antara, Rabu.
"Dan ironisnya, penduduk miskin di pedesaan itu mayoritas adalah para petani," kata dia.
Selain itu, dari tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan, daerah pedesaan juga masih lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. Kedalaman kemiskinan di pedesaan mencapai 2,26 persen, sedangkan perkotaan hanya1,25 persen. Lalu keparahan kemiskinan di pedesaan sebesar 0,57 persen dan perkotaan 0,31 persen.
Hebatnya, dengan kondisi yang demikian, petani tetap berkarya dan terus bekerja untuk memproduksi dan memberi makan bangsa ini.
Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, mengatakan, melalui kegiatan peringatan Hari Tani Nasional, GPN juga mengajak seluruh elemen petani untuk membangun gerakan gotong-royong antarpetani. Gerakan itu memberikan kekuatan dalam menghadapi persoalan ancaman sosial, ekonomi, budaya, politik, dan bencana alam.
Dalam acara tersebut, akan diadakan peluncuran gerakan teknik tanam sebar (padi) sebagai manifestasi karya dan inovasi petani, dialog kebijakan pertanian dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), serta festival layang-layang petani nusantara yang akan menerbangkan sekitar 500 layang-layang merah putih. (*)