Tulungagung (Antara Jatim) - Ketua Komisi B DPRD Tulungagung, Jawa Timur, Widodo Prasetyo menilai kelangkaan elpiji ukuran tiga kilogram di daerah tersebut selama beberapa pekan terakhir terjadi akibat kuota atau jatah dari Pertamina kurang dibanding kebutuhan riil masyarakat.
"Kalau jatahnya terbatas sementara kebutuhannya lebih besar dari kuota, tentu akan terjadi peningkatan 'demand' (permintaan) yang memicu kenaikan harga dan kelangkaan di beberapa titik," kata Widodo di Tulungagung, Sabtu.
Pernyataan Widodo merupakan kesimpulan umum atas hasil inspeksi yang dilakukannya bersama sejumlah anggota Komisi B DPRD Tulungagung, beberapa waktu lalu.
Dalam sidak tersebut, lanjut Widodo, Komisi B mendapati sejumlah fakta terkait pengurangan jatah pasokan dari tingkat agen-subagen ke pangkalan-pangkalan atau pengecer.
Dampaknya, selain memicu terjadi kelangkaan harga elpiji bersubsidi tersebut juga merangkak naik.
"Kami periksa kondisinya di lapangan seperti apa. Bahkan ada informasi jika isi tabung tak sesuai beratnya dan kondisi segel rusak," ungkapnya.
Permasalahan elpiji bersubsidi itu menurut Widodo harus ditangani hati-hati dan teliti, sebab menyangkut kepentingan masyarakat.
"Harus hati-hati dan teliti, yang pasti kami Komisi B selalu mengutamakan kepentingan rakyat," jelasnya.
Senada, Ketua Komisi C DPRD Tulungagung, Subani mengatakan, pihaknya telah meminta Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Tulungagung untuk menambah jatah elpiji tiga kilogram menjadi 50 loading order (LO).
Saat ini, pasokan elpiji melon di kota marmer sekitar 33 LO per bulan. Setiap LO berjumlah 560 tabung elpiji, artinya ada 18.480 tabung per bulan yang diterima.
Karena jumlah itu dirasa tidak mencukupi kebutuhan, lanjut Subani, maka perlu ada penambahan.
"Jumlah itu kurang dan kami minta PDAU mengusulkan tambahan ke pertamina," kata Subani.
Usulan yang diminta dewan untuk penambahan yakni 17 LO atau setara 9.520 tabung per bulan.
Jika dikabulkan pertamina, maka jumlah pasokan elpiji tiga kilogram di kota marmer mencapai 50 LO atau sebanyak 28.000 tabung per bulannya.
Sebelumnya, keluhan masyarakat terkait elpiji di antaranya kelangkaan, berat isi tabung kurang dan segel rusak.
Pihak agen sendiri tak langsung menyalahkan pihak tertentu. Namun perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut. Masalahnya ada beberapa faktor, di antaranya tabung bocor, segel memang dibuka penjual, pengiirm ataupun pembeli. (*)
DPRD Tulungagung: Kelangkaan Elpiji Akibat Kuota Kurang
Sabtu, 26 September 2015 14:53 WIB
"Kalau jatahnya terbatas sementara kebutuhannya lebih besar dari kuota, tentu akan terjadi peningkatan 'demand' (permintaan) yang memicu kenaikan harga dan kelangkaan di beberapa titik," kata Widodo di Tulungagung, Sabtu.