Kab Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa kelangkaan elpiji ukuran tiga kilogram di wilayah itu karena masalah distribusi.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan para pedagang kaki lima (PKL) yang setiap hari membutuhkan elpiji ukuran 3 kilogram untuk berdagang mengeluhkan masalah kelangkaan gas bersubsidi itu.
"Tabung elpiji 3 kilogram itu Pertamina yang punya kuota, kami di kabupaten hanya menerima," katanya dalam pertemuan dengan pedagang kaki lima di Gedung Serbaguna Kelurahan Pare, Kabupaten Kediri, Rabu.
Ia menyebutkan kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram dipengaruhi faktor distribusi, pada saat hari libur, tidak ada pengiriman tabung elpiji dari depo ke agen. Kondisi itu pun dirasakan pula di berbagai daerah lain.
Pihaknya juga segera mengkomunikasikan dengan Pertamina dengan harapan distribusi tabung elpiji ukuran 3 kilogram bisa lancar.
Selain itu, ia juga mengatakan kuota distribusi tabung bersubsidi itu tetap harus diatur untuk menjaga keberlangsungan hingga Desember 2024.
"Nanti saya akan minta Pertamina untuk tetap droping pada saat hari libur," kata dia.
Sementara itu seorang PKL asal Desa Gedangsewu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Rieny Eka Susanti berharap agar tabung elpiji bersubsidi bisa lancar di distribusinya.
Pihaknya juga berharap upaya yang dilakukan pemkab tersebut dapat membuahkan hasil dan masyarakat khususnya PKL seperti dirinya tidak lagi kesulitan ketika mencari elpiji bersubsidi.
"Semoga distribusinya kembali lancar dan kami tidak lagi kesulitan mencari tabung elpiji 3 kilogram," kata Rieny.
Sebelumnya, Executive GM Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Aji Anom Purwasakti melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pangkalan serta toko kelontong di Kediri, memantau stok elpiji serta proses penyaluran sesuai aturan dari pemerintah.
Aji Anom juga mengatakan bahwa saat ini stok elpiji di Jawa Timur pada umumnya dan Kediri khususnya dalam kondisi aman. Untuk penyalurannya juga menyesuaikan kuota dari pemerintah untuk masing-masing daerahnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat yang hendak membeli elpiji ke pangkalan. Masyarakat dilayani dengan pembelian sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
"Kami menyampaikan amanah dari pemerintah, mengimbau seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membeli langsung di pangkalan elpiji Pertamina, agar HET dinikmati langsung oleh masyarakat seharga Rp16.000 di Jatim. Harga paling murah, stok melimpah, takaran dan berat dijamin aman. Kami menjamin tidak ada pangkalan yang menjual di atas harga tersebut, kalaupun ada langsung kami tindak tegas," ujar Aji.
Aji menambahkan saat ini melalui program Subsidi Tepat Elpiji yang diinisiasi Pertamina, di Kota dan Kabupaten Kediri sudah terdaftar 1,1 Juta lebih kepala keluarga (KK) membeli elpiji menggunakan KTP. Untuk di Jatim sudah ada 11,5 juta lebih KK.