Jember (Antara Jatim) - Dana pengamanan pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Jember, Jawa Timur, dipangkas sebesar Rp2 miliar, dari Rp9 miliar menjadi Rp7 miliar.
"Kami melakukan penghematan dan akan mengembalikan dana hibah sebesar Rp2 miliar untuk pengamanan Pilkada Jember karena kebutuhan pengamanan pilkada sebesar Rp7 miliar," kata Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif di Jember, Rabu.
Menurutnya, kebutuhan anggaran pengamanan pilkada telah dianalisa dan sudah dikonsultasikan dengan Polda Jatim, BPK, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jember, Kodim 0824 Jember, dan Brimob.
"Kami sudah melakukan pertemuan dan alokasi anggaran pengamanan pilkada sebesar Rp7 miliar sudah sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Dalam anggaran sebesar Rp7 miliar tersebut juga sudah termasuk dalam anggaran dana kontijensi keamanan sebesar Rp1,3 miliar dan dana itu akan digunakan, apabila terjadi kekacauan yang mengakibatkan stabilitas keamanan di Jember terganggu.
"Jika pada pilkada nanti situasi kondusif dan tidak ada konflik yang mengakibatkan kegaduhan, maka dana sebesar Rp1,3 miliar akan dikembalikan ke kas daerah lagi," ucap mantan Kapolres Bondowoso itu.
Ia berharap situasi dan kondisi Pilkada Jember kondusif dan terkendali, sehingga anggaran dana kontijensi tidak terpakai dan Polres Jember siap diawasi dalam menggunakan anggaran dana pengamanan pilkada itu.
"Kita berharap agar suasana damai di Jember tetap terjaga dan selalu damai hingga pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih nantinya," katanya.
Pilkada Jember yang digelar 9 Desember 2015 diikuti oleh dua pasangan calon bupati dan wakil bupati yakni Sugiarto-Dwi Koryanto dengan nomor urut 1 (satu) dan Faida-A. Muqit Arief dengan nomor urut 2 (dua).
Pasangan birokrat Sugiarto-Dwi Koryanto didukung Partai Gerindra, Golkar, PKS, PKB, Demokrat, dan PPP. Sedangkan pasangan dokter dan pengasuh pesantren, Faida-A. Muqit Arief didukung Partai Nasdem, PDIP, Hanura, dan PAN. (*)