Kediri (Antara Jatim) - Volume sampah di Kota Kediri, Jawa Timur, saat Lebaran atau perayaan Idul Fitri 2015 naik drastis dari semula hanya 105 ton per har menjadi 122 ton per hari.
"Masyarakat banyak yang mudik (ke Kediri), tentunya dengan bertambahnya masyarakat yang menginap, sampah menjadi bertambah," kata Kepala Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Kediri Didik Catur di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan, sampah yang dihasilkan dari berbagai lokasi, baik dari rumah tangga maupun perdagangan. Selain itu, ada yang dari hotel ataupun pasar, sehingga menyebabkan volume sampah menjadi naik drastis.
Walaupun volume sampah mengalami kenaikan sampai 20 persen per hari selama Lebaran, Didik mengatakan petugas kebersihan tetap membersihkannya agar sampah tidak menumpuk.
"Mereka tetap lakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik untuk menjaga kebersihan," ujarnya.
Ia juga mengatakan, sampah-sampah itu memang masih dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) milik pemkot di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Ia mengakui, volume sampah di tempat itu sudah melebihi kapasitas, namun untuk lokasi yang baru masih disiapkan.
Pemkot sudah mempunyai lokasi alternatif yang dijadikan sebagai TPA alternatif. Lahan seluas 2,1 hektare sudah disiapkan, dan saat ini tinggal membenahi beberapa titik, sehingga bisa seceptanya digunakan.
TPA alternatif, kata dia, juga terletak di lokasi yang sama dengan TPA sebelumnya, di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Namun, lokasi itu terletak lebih ke atas, sehingga tidak menumpuk dengan lokasi TPA lainnya.
Ia menegaskan, tahun 2015 TPA yang baru itu akan bisa dimanfaatkan. Bangunan utama yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat juga sudah jadi, sehingga bisa digunakan untuk tempat pembuangan sampah.
Sebenarnya, kata dia, pemerintah juga sudah berupaya untuk mengurangi volume sampah di Kota Kediri. Beberapa program dilakukan, seperti bank sampah untuk mengolah sampah organik dan anorganik. Untuk sampah organik nantinya diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah anorganik dikumpulkan dan diolah lagi menjadi berbagai macam produk.
Selama ini masyarakat juga menyukai sampah anorganik yang bisa diubah menjadi berbagai macam barang. Dengan itu, barang yang semula tidak ada harganya, diubah menjadi barang yang bermanfaat, sehingga bisa membantu ekonomi keluarga.
"Untuk mengurangi sampah ada beberapa pengolahan, misalnya ada tempat rumah kompos. Ini bisa mengurangi, meskipun sebagian besar yang diambil sampah anorganik," ujarnya. (*)