Surabaya (Antara Jatim) - Menristekdikti Prof Mohammad Nasir mengusulkan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur berganti nama menjadi Universitas Bela Negara (UBN) Jawa Timur.
"Saya usulkan UPN menjadi Universitas Bela Negara dan nanti akan menjadi satu-satunya di Indonesia," katanya saat meresmikan Graha Riset dan Program Hilirisasi Riset UPN Jatim di Surabaya, Jumat.
Didampingi Rektor UPN Jatim Prof Teguh Soedarto, ia menjelaskan bela negara atau wajib militer akan bisa menjadi ciri khas UBN yang semula memang dibawah naungan Kemenhan.
"Perubahan UPN menjadi UBN itu bisa dilakukan dengan Perpres (Peraturan Presiden)," katanya tentang UPN yang menjadi PTN pada Oktober 2014 itu.
Dalam kesempatan itu, Menteri yang mantan Rektor Undip Semarang itu sempat menerima paparan peneliti UPN Dr Ir Edi Mulyana SU tentang kerja sama UPN dengan perusahaan tepung tapioka PT Lautan Warna Sari (LWS).
Kerja sama UPN-PT LWS itu terkait pembuatan mesin biogas yang mengubah limbah tepung menjadi energi 100 persen, sehingga tidak ada limbah lagi, bahkan menghemat Rp53 juta/hari karena setara dengan 4.900 liter solar/hari.
Menanggapi paparan itu, Menristekdikti Mohammad Nasir memberi apresiasi, karena riset yang dilakukan dosen UPN tidak hanya berhenti pada publikasi tapi melahirkan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat, karena perekonomian berkembang.
"Ke depan, Graha Riset atau Technopark ini bisa dikembangkan dengan riset-riset yang bermanfaat untuk publik dengan menggandeng kalangan industri. Itu sejalan dengan MoU Kemeristekdikti dengan industri terkait hilirisasi pada April 2015," katanya.
Bahkan, bila Technopark itu berkembang, maka hal itu akan mendorong UPN menjad BLU (badan layanan umum) dan akhirnya menjadi PTN-BH (PTN berbadan hukum) yang otonom dari pemerintah.
"Saat ini hanya ada sedikit Technopark di antara 134 PTN dan 3.988 PTN yang ada, termasuk empat Technopark milik pemerintah di Solo, Palembang, Sragen, dan Bengkulu, sehingga Technopark akan menjadi contoh Technopark yang mandiri," katanya.
Dalam kesempatan itu, Menteri juga menerima alat pembuatan bakso secara higienis yang dirancang peneliti UPN, sehingga Menteri berjanji akan mempromosikan alat itu kepada industri untuk mendorong industri UMKM di bidang bakso menjadi lebih baik lagi. (*)