Tulungagung (Antara Jatim) - Pengusaha konveksi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan turunnya serapan produk konveksi di tanah air selama satu semester terakhir, sehingga membuat usaha garmen yang mereka geluti terancam merugi.
"Kami benar-benar tidak tahu apa yang menyebabkan lesunya perekonomian selama satu semester terakhir. Serapan produk kamni bahkan tidak sampai 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalun" keluh pemilik usaha konveksi Alicia Collection di Desa Mangunsari, Kota Tulungagung, Mohammad Ali Said, Kamis.
Awalnya Ali menyangka tren penurunan omzet produksi hanya dialami kalangan industri konveksi maupun produk turunannya.
Namun setelah melakukan survei perbandingan ke beberapa sektor usaha lain di tempat-tempat berbeda, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ta'awun ini menyadari kelesuan ekonomi dialami merata.
Industri marmer di Tulungagung selatan, misalnya, juga mengalami penurunan produksi hingga 50 persen.
"Perekonomian nasional sepertinya memang mengalami perlambatan, dan itu memukul langsung sektor industri kecil seperti kami," ujarnya.
Ali yang memiliki industri aneka produk busana muslim, baik untuk anak-anak, dewasa pria dan wanita ini mengaku omzet produksinya turun sekitar 60 persen.
Jika tahun-tahun sebelumnya rata-rata omzet kapital yang ia putar untuk usaha mencapai sekitar Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar per tahun, pada periode 2015 ini ia perkirakan tinggal sekitar Rp600 juta hingga Rp700 jutaan per tahun.
Selain faktor ekonomi makro di tanah air yang memang lesu, lanjut Ali, momentum ramadan dan lebaran yang bersamaan dengan tajun ajaran baru sekolah ikut memperburuk kondisi pasar konveksi yang telah mengalami penurunan.
"Tahun lalu saat menjelang Ramadan seperti sekarang, dari 20 ribu produk konveksi yang kami hasilnya masih terserap sekitar 12 ribuan. Sisa 8.000-an helai sisa tahun lalu kami tambah produk baru sekitar 2.000 sehingga total ada 10 ribuan, sekarang, yang terserap pasar bahkan tidak sampai 4.000. Kondisi ini benar-benar parah," keluhnya.
Padahal, lanjut Ali, mayoritas pengusaha konveksi yang tumbuh subur di Tulungagung bergantung dari hutang untuk modal usaha mereka, baik ke lembaga keuangan maupun ke toko-toko garmen besar di daerah itu agar mendapat fasilitas pembelian kain dengan sitem pembayaran tunda (hutang dengan jangka waktu tertentu).
Menurut Ali, apabila serapan pasar konveksi terus menurun dan tidak segera bergairah lagi, bukan tidak mungkin industri aneka busana muslim di Tulungagung yang kini berjumlah sekitar 700-an perlahan berguguran.
"Kalau sampai mereka tidak bisa memutar omzet modal yang sudah terlanjut diinvestasikan toko-toko garmen itu, dan kesulitan membayar rentabilitas (pinjaman modal), maka berikutnya pengusaha konveksi itu akan kehilangan kepercayaan sehingga tidak bisa mendapat fasilitas serupa," kata Ali. (*)
Pengusaha Konveksi Tulungagung Keluhkan Omzet Turun
Kamis, 4 Juni 2015 20:09 WIB
"Kami benar-benar tidak tahu apa yang menyebabkan lesunya perekonomian selama satu semester terakhir. Serapan produk kamni bahkan tidak sampai 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalun" keluh pemilik usaha konveksi Alicia Collection di Desa Mangunsari, Kota Tulungagung, Mohammad Ali Said, Kamis.