Ponotogo (Antara Jatim) - Warga Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang rumahnya terancam ambles akibat retakan tanah di wilayah setempat, meminta untuk direlokasi ke wilayah yang lebih aman karena rekahan tanah semakin lebar. "Warga di kawasan tanah retak itu jelas butuh relokasi, butuh pindah dari tanah yang mereka tempati sekarang. Tapi sampai saat ini lahan untuk pindah belum ada," ujar Kepala Desa Pohijo Hartanto, kepada wartawan. Sabtu, Ia mengatakan, akibat gerusan air hujan, rekahan tanah semakin lebar dan dalam. Pada bagian yang awal pekan lalu paling lebar, yaitu hanya sekitar satu meter, kemarin lebarnya sudah mencapai sekitar 1,8 meter. Kedalaman yang semula hanya sepinggang orang dewasa kemarin juga sudah lebih dalam. Menurut warga, kata Hartanto, kalau tanah yang retak bisa ditutup dan tidak lagi bergerak, mereka masih mau tinggal. Karena mereka sangat mencintai tanah dan wilayah tersebut. "Tapi kondisinya saat ini sangat rawan. Hujan sebentar saja, retakan makin lebar. Masih terus bergerak. Ini membahayakan karena rumah warga di situ sudah mulai rusak dan sewaktu-waktu bisa ambruk," kata dia. Hartanto menjelaskan, ada tujuh kepala keluarga yang sangat terimbas dengan bencana alam tersebut. Dari tujuh KK, satu di antaranya telah direlokasi, yaitu Slamet yang tinggal seorang diri. Rumah Slamet sudah terbelah dan pertengahan pekan ini sudah dirobohkan warga untuk diambil material kayunya. Namun untuk membangun kembali di lahan lain di tanah keluarga Slamet, masih dibutuhkan bantuan. Sedangkan enam KK lainnya juga ingin pindah karena takut jika sewaktu-waktu rumahnya ambles atau roboh akibat retakan tanah yang semakin luas. "Enam KK yang lain juga ingin direlokasi. Kami semua di sini menunggu arahan dari Pemkab Ponorogo, mau direlokasi ke manapun warga siap," kata Hartanto. Salah satu warga yang rumahnya terancam ambles, Rakimin, mengaku terus dilanda ketakutan bila hujan terjadi. Sebab gerakan tanah sangat terasa. Usai hujan, rekahan pasti semakin lebar. "Rumah saya sudah retak di bagian mana-mana. Bagian depan, belakang, dan samping. Bahkan bagian dapur yang terbuat dari anyaman bambu sudah ambles sebagian. Kalau hujan, gerimis saja, kami sekeluarga langsung mengungsi ke rumah tetangga yang aman," kata Rakimin. Ia menyatakan siap jika segera beralih dari lokasi sekitar retakan tanah, bahkan kalau harus transmigrasi ke luar Jawa, yang penting aman. Seperti diketahui, rekahan tanah di Dusun Kangkungan, Desa Pohijo semakin lebar. Rekahan tersebut memanjang sekitar 300 meter dan berada di atas lahan seluas 3 hektare. Rekahan itu mulai terlihat pada akhir Februari lalu dan sempat ditangani oleh Pemkab Ponorogo dengan mengerahkan warga, anggota TNI, dan Polri untuk menutup rekahan dengan tanah dan dipadatkan, namun lahan kembali retak akibat curah hujan yang tinggi. (*)
Berita Terkait

Tujuh Rumah Warga di Ponorogo Terancam Ambles
6 Mei 2015 13:08

BNPB catat bencana hidrometeorologi dominasi Indonesia 24 jam terakhir
22 Mei 2025 22:30

Belasan rumah di Tulungagung terdampak longsor
21 Mei 2025 04:53

BNPB pastikan tak ada korban jiwa dalam longsor di Pamekasan Jatim
16 April 2025 17:21

Lima meninggal dan empat dalam pencarian akibat banjir di Sukabumi
9 Maret 2025 22:11

Dua rumah di Ngrayun Ponorogo rusak parah akibat longsor
28 Februari 2025 20:46

Sejumlah rumah warga Pacitan rusak terdampak longsor
25 Februari 2025 21:15

Rumah warga Pacitan rusak parah diterjang longsor
25 Februari 2025 09:09