Surabaya (Antara Jatim) - Konsultan "Event Management" PT Tulip Cipta Kreasi (TCK) yang antara lain didirikan ekonom Marzuki Usman (mantan Menhut) itu mengajak kalangan swasta untuk memajukan dunia pendidikan melalui Olimpiade IPS, IPA, dan Bahasa yang digelar swasta. "Selama ini, perusahaan hanya mau mendanai Liga Basket, Liga Sepak Bola, dan semacamnya, tapi swasta tidak tertarik mendanai Liga IPS-IPA atau Olimpiade Bahasa," kata CEO dan Dirut PT TCK Yohana Elizabeth Hardjadinata MBA MPd di Surabaya, Selasa. Di sela pelaksanaan Olimpiade IPS-IPA-Bahasa yang pertama dengan dukungan 4-5 perusahaan dan diikuti 200 pelajar SMA/SMK se-Gerbangkertasusila itu, ia menjelaskan kalangan swasta di luar negeri justru berperan penting dalam kemajuan dunia pendidikan. "Di sini ada OSN (Olimpiade Sains Nasional) tapi dilaksanakan pemerintah, karena itu saya mengajak kalangan swasta untuk memelopori olimpiade di bidang akademik untuk meningkatkan daya saing pelajar menjelang MEA 2015," katanya. Didampingi Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jatim Dr Tjuk K Sukiadi, ia menjelaskan olimpiade yang digelar di Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Malang itu pun tidak hanya melahirkan juara 1, 2, dan 3 atau siswa dengan kualitas terbaik. "Kita berniat untuk memajukan pendidikan di Indonesia, karena itu dalam setiap kompetisi akan juga dicari 10 sekolah yang kualitas siswanya paling rendah. Kalau sudah ditemukan akan kami datangi kepala sekolahnya untuk mencari penyebab rendahnya kualitas itu," katanya. Setelah itu, pihaknya akan menawarkan proposal kerja sama untuk melakukan perbaikan, misalnya jika penyebab rendahnya kualitas itu sumberdaya manusia yang jelek, maka akan dilakukan pengayaan atau pelatihan. "Kalau penyebabnya kurikulum, maka kami akan mengomunikasikan dengan Kemdikbud di Jakarta untuk melakukan intervensi pendampingan. Kalau penyebabnya sarana prasarana, maka akan kami carikan CSR perusahaan untuk melengkapinya," katanya. Menurut dia, langkah itu tidak berhenti, pihaknya akan memantau 10 sekolah dengan kualitas SDM terendah itu pada olimpiade tahun berikutnya. "Kalau hasilnya membaik, maka kami akan dorong untuk mencapai kurva aman, meski tidak menjadi juara. Itulah tujuan kami," katanya. Selain itu, pihaknya akan melihat keterlibatan swasta dalam program yang akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo itu. "Kalau apa yang kami lakukan semakin bergulir, maka olimpiade akan kami kembangkan dengan pelatihan keterampilan untuk pelajar se-Indonesia," katanya. Bahkan, jika keterlibatan swasta juga terus meningkat, maka program serupa (olimpiade dan pelatihan keterampilan) akan dikembangkan mulai dari SD, SMP, hingga SMA dan sekolah sederajat. "Yang jelas, kalau mereka berani ikut olimpiade saja, maka hal itu sudah cukup baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Lantas, kalau mereka berprestasi, maka jiwa kompetisi akan terwujud," katanya tentang lomba yang menawarkan hadiah total Rp175 juta itu. Senada dengan itu, Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jatim Dr Tjuk K Sukiadi mengatakan negara-negara maju umumnya menunjukkan keterlibatan yang besar dari kalangan swasta dalam memajukan dunia pendidikan di negaranya. "Saya kira kalau dunia pendidikan maju, maka dunia usaha juga akan mendapatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan akhirnya negara kita juga akan mampu bersaing dalam kompetisi global, termasuk MEA. Jadi, dunia pendidikan harus digarap bersama-sama," katanya. Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan PT TCK yang "hanya" didukung BK3S, BRI, PT Asaba Staedtler, Yayasan Agung Podomoro, Olympic Furniture, dan Air Minum Oasis itu tidak semata-mata "jualan" produk, namun "memproduk" sumberdaya manusia Indonesia berdaya saing. (*)
"TCK" Ajak Swasta Gelar Olimpiade IPS-IPA
Selasa, 24 Maret 2015 20:13 WIB

Peserta Olimpiade IPS-IPA-Bahasa di Surabaya (Foto Saiful Bahri/15)