Trenggalek Segera Gelar Operasi Pasar Beras
Minggu, 1 Maret 2015 16:08 WIB
Trenggalek (Antara Jatim) - Pemkab Trenggalek, Jawa Timur, berencana menggelar operasi pasar beras di sejumlah pasar tradisional untuk menekan harga beras di daerah tersebut yang kini tembus Rp13 ribu per kilogram.
"Kemarin sudah dikoordinasikan dengan bagian perekenomian. Pekan ini operasi pasar beras akan digelar," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek Joko Surono di Trenggalek, Minggu.
Ada tiga pasar tradisional yang menjadi lokasi pelaksanaan operasi pasar beras, yakni Pasar Pon yang terletak di pusat Kota Trenggalek, Pasar Pogalan di Kecamatan Pogalan, dan Pasar Tugu di Kecamatan Tugu.
Pelaksanaan kegiatan itu sendiri, kata Joko, akan dilakukan Pemkab Trenggalek bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik Subdivre Tulungagung.
Beras yang menjadi komoditas operasi pasar, lanjut dia, diprioritaskan untuk kelas medium dan premium, dengan harga dikisaran Rp7.600-Rp7.800 per kilogram.
"Untuk tahap awal, operasi pasar beras akan dilakukan dalam sepekan. Pelaksanaan berikutnya menyesuaikan perkembangan harga beras di pasaran setelah dilakukan operasi pasar," jelasnya.
Joko berharap kegiatan tersebut mampu mempengaruhi harga beras di pasaran tradisional yang kini tembus hingga Rp13 ribu per kilogram.
Kenaikan harga beras selama tiga pekan terakhir diakui Joko Surono sebagai situasi abnormal.
Sebab, kata dia, produksi beras ataupun gabah kering giling di wilayah tersebut hingga akhir 2014 mengalami surplus cukup banyak.
Dari target produksi gabah kering giling sebanyak 120 ribu ton selama kurun 2014, daerah ini mampu memproduksi bahan pangan pokok tersebut hingga 128 ribu ton lebih.
Selama dua bulan terakhir, kata Joko, produksi beras juga tidak terjadi pengurangan. "Petani masih ada yang panen. Bulan ini bahkan ada tiga wilayah (kecamatan) yang panen padi," ujarnya.
Ia curiga, selain faktor permainan mafia/kartel beras tingkat nasional, diduga ada tengkulak atau pedagang kelas lokal yang sengaja melakukan penimbunan, sehingga kenaikan harga beras tidak terkendali. (*)