Pasuruan, (Antarajatim) - Harga beras di Kabupaten Pasuruan naik berkisar Rp1.000 hingga Rp1.500 per kilogram atau sekitar 20 persen dari harga sebelumnya diduga dampak cuaca buruk yang mempengaruhi produksi. "Iya, memang ada kenaikan harga beras di pasar Kabupaten Pasuruan senilai Rp1.000 hingga Rp 1.500 per kilogram-nya," kata Kepala Seksi Produksi Dalam Negeri Disperindag Kabupaten Pasuruan, Gatot Sutanto ketika dihubung melalui telepon, di Pasuruan. Kamis. Ia mengatakan, penyebab terjadinya kenaikan harga beras akibat cuaca buruk yang terjadi beberapa bulan ini, seperti banjir dan angin kencang hingga menyebabkan penurunan produksi beras. "Penyebabnya karena cuaca buruk yang berdampak pada hasil produksi beras dan gagal panen, sedangkan permintaan beras cukup tinggi. Akibatnya ada kenaikan harga beras," katanya menjelaskan.. Ia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Malang yang membawahi Kabupaten Pasuruan untuk mengantisipasi kenaikan harga beras dengan mendistribusikan beras murah. "Untuk menekan kenaikan harga beras, kami sudah berkoordinasi dengan Bulog untuk segera merencanakan peluncuran beras murah untuk menekan kenaikan harga beras. Selain itu, kami juga sudah melaporkan kenaikan beras ini ke provinsi," ujarnya. Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan operasi pasar dengan berkoordinasi terlebih dahulu ke provinsi Jatim guna mendapatkan izin operasi pasar bersama dengan Bulog. Sementara itu, seorang pedagang beras di Pasar Warung Dowo, Kabupaten Pasuruan, Mujayana mengatakan bahwa kenaikan harga beras bervariasi antara Rp1.000 hingga Rp 1.500 per kilogram. "Hal ini karena keterlambatan pasokan beras dari petani, karena petani masih belum panen dan juga gagal panen. Sehingga konsumen yang awalnya membeli beras jenis super seharga Rp 11.000 pindah ke premium Rp 9.000 hingga Rp 9.500," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ikhwan mengatakan bahwa kenaikan harga beras akibat petani gagal panen dampak cuaca dan sebagian lainnya belum panen. "Petani ada yang masih belum panen. Biasanya panen tersebut pada bulan Maret atau April. Sedangkan sekarang masih Februari, namun permintaan konsumen meningkat hingga mengalami kelangkaan beras yang berdampak pada harga beras," ujarnya. (*)
