Menikmati Air Hangat Tuban Sambil Terapi
Kamis, 12 Februari 2015 15:17 WIB
Tuban (Antara Jatim) - Potensi air hangat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, boleh dibilang tidak sedikit.
Selain di Prataan di Desa Prataan, Kecamatan Parengan, juga ada sejumlah lokasi sumber air hangat lainnya, seperti di Kali Kedungtempuran, juga di kawasan Prataan, dan sumber Nganget, juga di Kecamatan Parengan dan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kenduruan.
"Wisata air hangat di Tuban, yang dikelola langsung Perhutani Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata dan Jasa Lingkungan II, baru Prataan," kata Petugas Wana Wisata Air Hangat Prataan, Tuban Achmad Yudhi, suatu ketika.
Itupun, belum seluruhnya dikelola menjadi satu kesatuan sebagai obyek wisata pemandian air hangat. Sumber air hangat di Kali Kedungtempuran, yang lokasinya sekitar 1 kilometer dari lokasi mandi air hangat Prataan, lebih banyak dimanfaatkan warga.
"Di kawasan ini juga terdapat bekas rel lori, tapi sudah dibongkar. Kalau difungsikan bisa saja untuk mengangkut pengunjung dari lokasi tempat penimbunan kayu (TPK) di tepi jalan raya di Kecamatan Parengan," jelas dia.
Pengunjung yang datang ke lokasi wisata setempat, hampir semuanya membawa kendaraan pribadi, baik kendaraan bermotor roda dua maupun empat.
Pengunjung bisa saja naik bus dari Bojonegoro ke arah Jatirogo, dan berhenti di tepi jalan raya di Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan. Tapi untuk menuju lokasi wisata yang harus melewati kawasan hutan jati tidak ada layanan kendaraan umum.
"Kalau lori pengangkut kayu jati difungsikan kembali bisa melayani pengunjung yang memanfaatkan kendaraan umum, sekaligus berwisata melihat hutan," tutur Achmad Yudhi, menegaskan.
Objek wisata Prataan berada di areal seluas 2,5 hektare, lokasinya sekitar 23 kilometer dari Kota Bojonegoro dan berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Tuban.
Fasilitas yang dimiliki 11 kamar mandi air hangat dengan sebuah kolam air hangat berukuran 3 X 5 meter. Selain itu, juga kolam renang air dingin dengan ukuran 20 X 25 meter berkedalaman 1-3 meter dan dua kolam anak-anak dengan ukuran masing-masing 7,5 X 8 meter.
Tidak ada Kaporitnya
Di lokasi setempat yang dikeliling pohon jati juga pohon lainnya, acapkali juga dimanfaatkan untuk olahraga "outbond" pengunjung, terutama para pelajar.
"Air dingin di kolam renang ini langsung dari sumber, ya tidak ada kaporitnya. Sebagian pengunjung yang datang, karena mandi air hangat untuk terapi," ujar penjaga Wana Wisata Prataan Jasiman.
Seperti disampaikan seorang warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro Budiono, dirinya bersama keluarga senang datang ke lokasi Wana Wisata Prataan, selain bisa menikmati kawasan hutan juga bisa mandi air hangat.
"Saya juga mengajak anak saya yang sakit gatal-gatal untuk ikut berendam di air hangat," ucapnya.
Tarif karcis masuk Wana Wisata Prataan, yang semula Rp6.000/pengunjung, naik menjadi Rp12.500/pengunjung, namun pengunjung bisa menikmati fasilitas yang tersedia mulai mandi air hangat dan dingin.
"Kenaikan tarif karcis masuk ini baru diberlakukan sejak dua pekan lalu, dan masih dalam tahap uji coba untuk mengetahui sejauh mana minat pengunjung," tutur dia.
Menurut dia, pengunjung lebih senang dengan tarif sekali masuk Rp12.500/pengunjung, dibandingkan dengan karcis masuk Rp6.000/pengunjung.
Sebab, dengan tarif baru itu, pengunjung bisa menikmati fasilitas mandi air hangat di 11 kamar yang tersedia dan kolam renang air dingin tanpa harus membayar lagi.
Bagi pengunjung yang tidak senang dengan antre mandi di kamar mandi air hangat, bisa berendam di kolam air hangat di luar yang disediakan."Saya lebih senang berendam di kolam air hangat di luar, sebab udaranya bebas," kata seorang pengunjung lainnya asal Montong, Tuban Hendro.
Lebih lanjut Jasiman menjelaskan ketika karcis masuk Rp6.000, bagi pengunjung yang akan mandi air hangat harus membayar lagi Rp6.000/pengunjung untuk 15 menit, termasuk mandi di kolang renang air dingin.
"Jumlah pengunjung tidak berbeda dengan sebelum karcis naik, terutama pada hari libur Minggu sekitar 300 pengunjung dari lokal Tuban, Bojonegoro, juga daerah lainnya," jelasnya.
Di lokasi setempat juga berdiri sejumlah warung yang menjajakan aneka makanan dan minuman, yang siap melayani pengunjung.
"Pengunjung yang ingin berendam air hangat pada malam hari juga banyak," ucap seorang penjual makanan Yuni, menambahkan.(*)