Dinkes Bantah Penderita Diabetes Anak Capai Ribuan
Rabu, 21 Januari 2015 7:10 WIB
Malang (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Jawa Timur, membantah jika penderita diabetes, khususnya pada anak-anak dengan usia di bawah 14 tahun di daerah itu mencapai ribuan.
"Setelah melakukan pengecekan data yang ada di Divisi Endoktrin Metabolik dan Diabetes Staf Medik Fungsional (SMF) Instalasi Penyakit Dalam Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, penderita diabetes pada anak di Kota Malang hanya tercatat lima anak pada 2014, bahkan tahun 2013 tidak ada sama sekali," tegas Kepala Dinkes Kota Malang Dr dr Asih Tri Rachmi Nuswantari di Malang, Rabu.
Ia mengakui data yang dikirimkan RSSA ke Dinkes sebelumnya tidak sama, bahkan data yang sudah dipublikasikan jauh dari fakta sesungguhnya. Data yang tercatat di RSSA merupakan jumlah pasien dari berbagai daerah, tidak hanya dari Kota Malang saja karena RSSA merupakan rumah sakit rujukan yang menerima pasien dari luar Kota Malang, bahkan se-Jatim.
Asih mengemukakan sampai saat ini warga Kota Malang yang terdaftar di RSSA sebagai pasien atau penderita diabetes secara kesuluruhan sebanyak 35 orang, dengan rincian 15 orang masuk kategori noninsulin dan 20 orang lainnya masuk kategori insulin.
Sedangkan penyakit diabetes pada anak masuk pada kategori diabetes Tipe I, yang artinya penderita sudah masuk kategori ketergantungan pada insulin akibat dari adanya kerusakan pada pankreas.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Dinkes Kota Malang bersinergi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) setempat untuk terus melakukan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui program UUnit Kesehatan Sekolah (UKS) di tiap-tiap sekolah.
Dinkes, lanjutnya, secara berkala juga telah melakukan Program Screening Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular melalui Pusat Bina Terpadu (Puspindu) yang secara teknis dilakukan melalui posyandu dan kegiatan karang taruna. Kegiatan Screening tersebut diberlakukan untuk masyarakat usia 16 tahun ke atas pada setiap bulannya.
"Upaya ini terus dilakukan agar kesehatan masyarakat selalu terkontrol dan Dinkes dapat segera memberikan pelayanan kesehatan yang baik jika ada masyarakat yang menderita penyakit tertentu. Bahkan, sejak tiga tahun lalu Dinkes juga menggandeng Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) untuk melakukan penyuluhan pada masyarakat serta melatih senam diabetes.
Sementara itu Disdik Kota Malang juga akan melakukan penggiatan pembelajaran olahraga minimal 30 menit setiap hari. Disdik juga akan berupaya melakukan penggeseran paradigma anak-anak yang saat ini sudah memiliki perilaku hidup yang serba instant dan sudah terkontaminasi dengan teknologi informasi melalui penggunaan gadget yang berlebihan.
Sebelumnya RSSA mengungkapkan tingginya angka penderita diabetes di Kota Malang, yakni sekitar 6 persen dari jumlah penduduk kota itu yang hampir mencapai 1 juta jiwa atau sekitar 60 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, ribuan diantaranya masih berusia anak-anak.(*)