Masjid Al Akbar Surabaya Gelar Shalat Ghaib untuk Korban AirAsia
Jumat, 2 Januari 2015 13:08 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Takmir Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menggelar Shalat Ghaib untuk korban jatuhnya pesawat "AirAsia" QZ-8501, khususnya korban Muslim.
"Kami mengajak jamaah untuk mengikuti Shalat Ghaib, setelah Shalat Jumat usai," kata Humas Masjid Al-Akbar Helmy M Noor di Surabaya, Jumat.
Ditemui setelah Shalat Ghaib itu, petugas motivator dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya H Farmadi Hasyim menjelaskan pihaknya menerjunkan sembilan motivator agama di RS Bhayangkara Mapolda Jatim.
"Mereka bertugas memberikan pengertian dan menyemangati keluarga korban yang umumnya cukup labil dan panik, sehingga emosinya cukup mendalam," katanya.
Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Surabaya itu menjelaskan tugasnya adalah memberikan pengertian dan menjelaskan kepada keluarga korban akan keberadaan musibah yang menimpa.
"Sembilan petugas dibagi dalam tiga 'shift' yang setiap 'shift' bertugas selama lima jam," tutur Farmadi yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jatim itu.
Mahasiswa program doktor di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu mengemukakan para pendamping keluarga korban musibah AirAsia itu dipilih secara ketat.
"Itu karena kami mendampingi orang-orang dengan rasa kehilangan keluarga yang mendalam, sehingga kami diharapkan bisa mengembalikan rasa kepercayaan diri para keluarga korban," ujarnya.
Namun, dengan panduan doa dan penjelasan seputar hakikat musibah, banyak keluarga korban yang akhirnya bisa menerima kenyataan, lalu bersabar dan berdoa agar para almarhum adalah "syuhada' fillah".
Sebelumnya (31/12), Yayasan, Rektorat, Dekanat, dan sivitas akademika Universitas Ciputra (UC) Surabaya menggelar doa bersama untuk mendoakan korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501.
"Doa teristimewa pada Rabu (31/12) pukul 22.00 WIB itu dikirimkan untuk calon mahasiswa, mahasiswa, mantan mahasiswa serta alumni Universitas Ciputra yang namanya ada dalam manifes penumpang pesawat itu," ucap dosen setempat Freddy H Istanto.(*)