Bisnis Pariwisata Jatim Terhambat Pelemahan Rupiah
Selasa, 9 Desember 2014 16:38 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Bisnis pariwisata Jawa Timur (Jatim) terhambat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2014, karena kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata turun dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tidak seperti tahun lalu, bisnis pariwisata Jawa Timur pada akhir tahun hanya berkisar antara 20-30 persen. Sementara tahun sebelumnya bisa mencapai 50 persen," kata Sekretaris Jenderal Asita Jawa Timur, Nanik Sutaningtyas di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp12.000 hingga Rp12.500 per dolar. Selain itu, diterapkannya kebijakan penaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi cukup berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berlibur ke berbagai tempat wisata, baik dalam negeri ataupun ke luar negeri pada akhir tahun 2014.
"Dengan tingginya nilai tukar dolar terhadap rupiah, biaya berwisata ke luar negeri meningkat hingga 30 persen lebih," ujarnya.
Akibatnya, jelas dia, kondisi tersebut memberikan pengaruh besar terhadap animo masyarakat Jatim yang ingin berlibur ke luar negeri. Apalagi seluruh biaya, mulai dari biaya transportasi pesawat, hotel, dan kebutuhan makan dihitung dengan dolar AS.
"Apabila tahun lalu acuan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hanya Rp10.000 hingga Rp11.000 per dolar, kini menjadi Rp12.000 hingga Rp12.500 per dolar. Dampak lainnya biaya perjalanan wisata meningkat," ungkapnya.
Di sisi lain, tambah dia, jumlah masyarakat Jatim yang berlibur ke luar negeri mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2013 kenaikan jumlah wisatawan Jatim ke luar negeri pada akhir tahun mencapai 30 persen lebih.(*)