Polres Sampang Bentuk Posko Penanggulangan Banjir
Sabtu, 29 November 2014 20:42 WIB
Sampang (Antara Jatim) - Polres Sampang, Jawa Timur, membentuk posko penanggulangan bencana banjir, sebagai upaya untuk memberikan bantuan serta dampak yang akan ditimbulkan akibat banjir.
"Kami memandang perlu untuk membentuk pos penanggulangan bencana banjir ini, karena di Sampang dikenal sebagai daerah yang rawan banjir," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres AKP Sarwo Waskito di Sampang, Sabtu.
Ia menjelaskan, posko penanggulangan banjir bentukan Polres Sampang ini merupakan posko terpadu, yakni bekerja sama dengan pemkab yang dibidangi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu Satpol PP Pemkab Sampang.
Ia menjelaskan, dalam dua pekan terakhir ini, pihaknya sering melakukan koordinasi dengan BPBD Pemkab Sampang, membahas berbagai upaya antisipasi, serta upaca pencegahan, akan terjadinya banjir. "Minimal bagaimana banjir itu tidak terlalu besar dan memakan korban," ucapnya.
Kalaupun terjadi, kata dia, maka warga yang tinggal di sekitar lokasi rawan banjir harus mengetahui cara menyelamatkan diri dan barang-barang di rumahnya, agar kerugian material yang diderita warga tidak terlalu parah.
"Kami juga telah mempersiapkan perahu karet sebagai alat untuk melakukan evakuasi, apabila terjadi banjir," ujarnya.
Menurut Kabag Ops jumlah perahu karat yang kini ada di posko penanggulangan banjir di Mapolres Sampang sebanyak empat unit. Dengan jumlah itu, maka petugas bisa bergerak cepat apabila ada musibah banjir.
Kabupaten Sampang dikenal sebagai kabupaten yang rawan terjadi banjir, bahkan hampir setiap musim hujan wilayah itu selalu terjadi banjir.
BPBD Pemkab Sampang mendata, terdapat sembilan desa dan lima kelurahan di Kecamatan Kota Sampang yang sering menjadi langganan banjir.
Beberapa rumah dinas dan kantor pemerintahan, seperti rumah dinas Wakil Bupati Sampang, kantor Satuan Lalu Lintas dan kantor Kesbang Pemkab Sampang juga sering terendam banjir.
Pada 2013, kerugian material akibat musibah bencana alam banjir yang terjadi di Kota Sampang itu mencapai Rp28 miliar. Satu orang tewas, dan beberapa terserang penyakit leptospirosis, yakni jenis penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus yang bercampur dengan air banjir.
Banjir yang sering terjadi di wilayah itu akibat luapan sungai Kali Kemuning itu, juga menyebabkan banyak warga yang terserang penyakit diare, dan gagal-gagal.(*)