Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong para nelayan di daerah setempat untuk mengoptimalkan potensi budi daya rumput laut sebagai sumber pendapatan tambahan selain mencari ikan. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam penjelasan melalui surat elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Senin, mengatakan pihaknya terus mendorong nelayan untuk melakukan diversifikasi usaha, selain tetap melaut untuk mencari ikan sebagai upaya mengantisipasi masa paceklik ikan dan cuaca buruk. "Ada nasihat bijak dalam dunia bisnis, jangan taruh telur dalam satu keranjang. Artinya, semua pelaku usaha, termasuk nelayan, perlu punya diversifikasi usaha, seperti membudidayakan rumput laut," katanya. Menurut Bupati, Pemkab Banyuwangi telah memfasilitasi bantuan sarana budi daya dan demplot untuk sepuluh kelompok pembudi daya rumput laut. Sentra budi daya rumput laut di Kabupaten Banyuwangi tersebar di beberapa tempat, salah satunya di Kecamatan Wongsorejo, terutama di empat desa, yaitu Desa Sumber Kencono, Alas Rejo, Wongsorejo, dan Bengkak. Total produksi rumput laut di Banyuwangi mencapai 3.900 ton pada tahun 2013, meningkat sekitar 62,5 persen dibanding 2012, sementara produksi pada tahun 2014 ditargetkan bisa mencapai 5.000 ton. "Pasar rumput laut masih cukup besar, seperti untuk industri makanan dan kecantikan. Tantangan ke depan adalah bagaimana menggabungkan pengembangan rumput laut menjadi poin tambahan bagi sektor pariwisata dan industri kreatif. Misalnya, bagaimana rumput laut bisa diolah menjadi camilan ringan atau wisatawan diajak melihat panen rumput laut," ujarnya. Salah satu anggota Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Siragil di Desa Sumber Kencono, Wongsorejo, Siswandi, mengatakan bahwa luas lahan budi daya kelompoknya terus berkembang hingga saat ini mencapai 70 hektare dengan produksi mencapai 300 ton per tahun. Meningkatnya luasan lahan budi daya tersebut karena perkembangan pasar rumput laut yang menjanjikan. Besarnya permintaan pasar membuat produksi rumput laut Banyuwangi bisa terserap seluruhnya. Ia menambahkan, dalam sekali panen, bisa menghasilkan sekitar 3,5 ton rumput laut basah dan setahun panen bisa berlangsung hingga tujuh kali. "Sekali panen, bisa mendapatkan penghasilan berkisar Rp4 juta hingga Rp5 juta. Bahkan, belum lama ini ada nelayan yang mendapatkan Rp14 juta saat panen karena hasilnya melimpah," tambahnya. Menurut Siswandi, kelompok nelayan rumput laut di Banyuwangi juga melakukan pengaturan sistem tanam agar setiap hari ada pembudi daya yang melakukan aktivitas panen secara bergantian. "Kita atur sedemikian rupa agar ada aktivitas yang terus berjalan, selain juga agar ekspor ke Jepang dan Tiongkok tidak berhenti, karena mereka mengambilnya tiap pekan. Sekali kirim kita bisa pasok sekitar 20 ton," katanya. Saat ini, terdapat lebih kurang 300 nelayan yang terjun dalam budi daya rumput laut di sekitar Pantai Wongsorejo. Mereka yang dahulunya melaut hanya untuk mencari ikan, sekarang sudah banyak yang berprofesi ganda. (*)
Banyuwangi Dorong Nelayan Optimalkan Potensi Rumput Laut
Senin, 10 November 2014 18:15 WIB