"Sebagai orang asing, saya suka dengan sesuatu yang autentik dari negeri ini. Saya suka orisinalitas yang ada di sini," ucap peneliti Belanda Pauline Km van Roosmalen. Karena itu, dosen sejarah arsitektur dari TU Delft itu mengaku tertarik dengan hajatan warga Trowulan bersama Mandala Majapahit (ManMa) --pusat pelestarian peninggalan Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD)-- berupa "Festival Trowulan Majapahit 2014" (FTM-2014). "Saya akan ke sana (Trowulan) untuk menyaksikan acara itu bersama teman-teman, apalagi panduan acaranya dengan dua bahasa (Indonesia dan Inggris), sehingga sangat membantu kami," tutur pakar arsitektur bangunan bersejarah itu. Tidak hanya peneliti asing, seniman Heri Lentho pun mengaku langsung kesengsem dengan festival yang digelar untuk pertama kalinya pada 6-23 November 2014 itu. "Tapi, sikap cuek masyarakat dan pemerintah terhadap bekas kerajaan besar yang meliputi Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Indonesia, dan Papua Nugini itu juga memicu saya untuk berbuat sesuatu," ujarnya. Bahkan, ungkap Cak Heri Lentho itu, sikap cuek masyarakat Trowulan juga sudah sampai taraf memprihatinkan, karena masyakat Trowulan melihat orang yang datang ke daerahnya dengan uang, uang, dan uang. "Itu sikap yang memprihatinkan, karena kejayaan Majapahit akan runtuh bila semuanya dikomersialkan, misalnya batu bata bekas kerajaan pun dijual, padahal para pendiri kerajaan mengajarkan gotong royong sebagai kekhasan," ujarnya. Namun, paparnya, di tengah keprihatinan itu juga masih ada keterkejutan. "Itu karena teman-teman seniman dari Jatim hingga Sumatera, Solo, Bali, Sulawesi, dan bahkan luar negeri seperti Australia langsung siap berpartisipasi," katanya. Sambutan dari para pemerhati Majapahit dari dalam dan luar negeri itu memberi semangat tersendiri bagi ketua panitia FTM-2014, Adrian Perkasa, yang juga koordinator ManMa Trowulan itu. "Kami akan menggelar pada setiap November, karena Kerajaan Majapahit itu didirikan pada puncak bulan purnama yang dalam kalender Masehi akan jatuh pada 10-12 November, tapi kami menyelenggarakannya sepanjang November dalam setiap akhir pekan (Jumat-Minggu)," kata Adrian Perkasa di Surabaya (6/11). Didampingi panitia pengarah FTM-2014 Catrini Pratihari K. (Direktur Eksekutif YAD), ia menjelaskan FTM-2014 merupakan festival yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat Trowulan bersama pemerhati peninggalan sejarah, karena itu lokasinya diadakan di Trowulan, Mojokerto. "Itu berbeda dengan festival atau kegiatan lain yang mencatut nama Majapahit tanpa melibatkan masyarakat setempat, karena itu kami menyebutnya Festival Trowulan Majapahit yang berarti festival dari dan oleh masyarakat Trowulan untuk Kerajaan Majapahit," katanya. Dalam acara itu, panitia akan mengenakan biaya registrasi kepada pengunjung yakni Rp25 ribu untuk peserta dari Jatim dan Rp200 ribu untuk peserta dari luar Jatim dan luar negeri. "Tapi, biaya itu hanya untuk tanda dukungan pada FTM-2014, sedangkan transportasi dan akomodasi menjadi tanggungan individu, tapi panitia siap membantu, sekaligus memandu," ungkapnya. Kampanye Pelestarian Dalam konteks menghadirkan orisinalitas itulah, FTM-2014 yang merupakan bagian dari peringatan 721 tahun Kerajaan Majapahit itu digagas. "Gagasan itu bertujuan untuk pelestarian peninggalan Kerajaan Majapahit, tapi pelestarian itu bukan hanya situs atau bangunan candi," ujar Adrian Perkasa. Namun, pelestarian yang terkait dengan candi, budaya, tradisi, kesenian, dan ritual yang selama ini "dihidupkan" oleh masyarakat Trowulan dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, festival ini akan melibatkan masyarakat Trowulan dari Desa Watesumpak dan Bejijong. Ada pula masyarakat luar Trowulan, di antaranya Solo, Bali, Sulawesi, dan sebagainya. Bahkan, beberapa penari dari luar negeri yang turut menyumbangkan karyanya, seperti Singapura, India, dan Meksiko. Adapula arkeolog dari Australia. Senada dengan itu, panitia pengarah FTM-2014 Catrini Pratihari K. mengatakan festival yang pertama itu dibuka pada Kamis (6/11) pukul 19.00-24.00 WIB untuk ungkapan syukur di Candi Brahu. Selanjutnya, Jumat (7/11) ada jelajah pusaka, fotografi, dan ritual malam bulan purnama di Candi Watesumpak. Pada Sabtu (8/11) hingga Minggu (9/11) ada gelar seni dan fotografi. Untuk Akhir Pekan II, FTM-2014 akan diawali pada Sabtu (15/11) pukul 15.00 WIB dengan gelar seni di Sumur Windu Bejijong dan diakhiri pada Minggu (16/11) pukul 08.00 WIB hingga sore dengan jelajah Pusaka Trowulan (wisata). "Puncak festival pada Akhir Pekan III yang dimulai Jumat (21/11) pukul 14.00 WIB dengan pameran dan bazar produk masyarakat Bejijong dan Watesumpak, seperti patung batu. Acaranya di Sekretariat ManMa di Balai Dusun Jatisumber," tuturnya. Di sela pameran dan bazar itu ada peluncuran dua buku yakni buku Inspirasi Majapahit dari 18 penulis dalam negeri dari lintas keilmuan, lalu buku dengan topik sama tapi ditulis peneliti asing. "Malam harinya ada gelar seni para empu tari di Candi Brahu dan larung buah Maja di Kolam Segaran yang konon merupakan lokasi pemandian para putri kerajaan," katanya. Pada Sabtu (22/11) pagi hingga sore ada seminar internasional arkeologi di Hotel Trwoulan Majapahit-Sun Palace Trowulan, lalu malam harinya ada Jelajah Pusaka Malam (wisata) dari Candi Watesumpak. Pada Minggu (23/11) yang merupakan hari terakhir ada Jelajah Pusaka Trowulan dengan kereta kelinci mulai pagi hingga sore bertepatan dengan acara penutupan. "Pada hari terakhir inilah, kami akan melakukan kampanye pelestarian Majapahit yang menjadi tujuan festival," katanya. (*)
Berita Terkait
Warga-ManMa Gelar Festival Trowulan Majapahit pada Setiap November
6 November 2014 18:57
Cak Daya Masuk Desa ditargetkan bisa memajukan KCB Trowulan
23 September 2025 10:37
Koleksi museum Majapahit di Trowulan
12 April 2025 16:13
Khofifah dan Giring bahas pengembangan area Majapahit di Trowulan
11 Januari 2025 16:59
Khofifah komitmen terus lindungi industri padat karya
5 Oktober 2024 18:29
BLDF gandeng 150 mahasiswa tanam 6.208 bibit pohon di Situs Trowulan
27 Agustus 2024 13:04
Kemendikbudristek sosialisasi sistem zonasi kawasan Trowulan
1 Agustus 2023 01:52
Khofifah berharap sambal wader jadi ikon baru Kabupaten Mojokerto
2 Juni 2023 19:31
