Bojonegoro (Antara Jatim) - KUD Sumber Pangan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan meminta Pertamina menaikkan besarnya imbalan jasa pengambilan minyak sumur minyak tua di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan, jika memang harga minyak secara nasional naik. "Kalau keinginan kami Pertamina menaikkan besarnya imbalan jasa pengambilan minyak sumur minyak tua di daerah kami, kalau harga minyak naik," kata Sekretaris KUD Sumber Pangan di Kecamatan Kedewan, Bojonegoro Martahan, di Bojonegoro, Rabu. Ia menjelaskan pihaknya sudah pernah mengajukan kenaikan besarnya imbalan jasa pengambilan minyak yang saat ini Rp4.160/liter menjadi sekitar Rp5.000/liter, kepada Pertamina di Jakarta, September. Pengajuan kenaikan imbalan saja itu, menurut dia, mempertimbangkan besarnya imbalan jasa yang diterima tersebut sudah berjalan sejak 2012. "Pengajuan kami sampaikan secara lesan tidak tertulis," ucapnya. Ia merinci besarnya imbalan jasa pengambilan minyak sebesar Rp4.160/liter itu, masih harus dibagi kepada berbagai pihak, mulai penambang minyak, pemilik sumur, jamsostek dan fee KUD. "KUD selama ini hanya memperoleh fee yang besarnya Rp400/liter," tandasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan KUD Sumber Pangan selama ini mengelola 110 sumur minyak di Desa Wonocolo, Hargomulyo, dan Mbeji, di Kecamatan Kedewan, dengan produksi rata-rata sekitar 40.000 liter/hari. Produksi minyak itu, katanya, masih lebih besar dengan produksi sumur minyak yang dikelola KUD Usaha Jaya Bersama (UJB), juga di Kecamatan Kedewan, dengan jumlah 114 sumur, yang produksinya mencapai sekitar 200.000 liter/hari. "Saat ini produksi sumur minyak yang disuling sendiri para penambang hanya tinggal sekitar 10 persen dari total produksi," paparnya. Sementara itu, seorang penambang sumur minyak di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro Djoni Sumartono, menjelaskan penyulingan minyak mentah di lapangan sumur minyak tua peninggalan Belanda di daerah setempat sudah berkurang drastis. "Para penambang lebih senang menjual ke Pertamina, sebab perolehannya tidak jauh berbeda, dibandingkan dengan dijual berupa solar dengan cara disuling secara tradisional," jelasnya. Namun, menurut dia, kalau ada penambang yang masih bertahan menyuling secara tradisional, karena berusaha untuk memperoleh tambahan untung, tetapi dijadikan minyak tanah. "Kalau menjadi minyak tanah harganya bisa mencapai Rp7.000/liter, tetapi kalau hanya minyak mentah perolehannya Rp3.000/liter," jelasnya. (*)
KUD Bojonegoro Minta Kenaikan Imbalan Jasa Minyak
Kamis, 6 November 2014 16:31 WIB