Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Katolik Widya Mandala (UWM) Surabaya mengajak sejumlah pengusaha di Kota Pahlawan untuk berbagi kiat menghadapi berbagai tantangan jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) per Desember 2015. "Keberadaan MEA 2015 memiliki nilai strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Jika tidak siap justru produk dari negara ASEAN lainnya yang akan menyerbu Indonesia," kata General Manager OOTC vision & strategy PT Semen Indonesia (Persero),Tbk, Mufti Arimurti, ditemui pada konferensi nasional bertema Towards a New Indonesia Business Architecture Sub tema: Business And Economic Transformation Towards AEC 2015, di Surabaya, Kamis. Hal itu, ungkap dia, menjadikan pelaku bisnis harus berpikir dan bekerja ekstra keras guna menghadapinya supaya mereka tidak tergerus persaingan. Salah satu contoh yakni pengalaman Semen Indonesia dalam mentransformasi perusahaannya guna menjawab tantangan MEA 2015. "Tantangan yang akan dihadapi industri semen ke depannya meliputi oversupply yang terjadi. Penyebabnya, pasar yang sangat kompetitif di Indonesia, harga energi mengalami peningkatan, dan masalah ketersediaan bahan baku," ujarnya. Transformasi itu, jelas dia, dilakukan PT Semen Indonesia melalui langkah awal dengan berekspansi ke luar negeri yakni di Vietnam. Kondisi tersebut direalisasikan untuk menjawab permasalahan ekspor produk dan kapasitas kapal Indonesia belum mampu mengangkut cukup banyak semen untuk di ekspor. "Sementara dari luar negeri dengan mudahnya mengirim dengan kapasitas besar ke Indonesia," katanya. Tapi, tambah dia, ketika perusahaan tidak berani melakukan transformasi maka hal itu serupa dengan perusahaan mati atau tidak berkembang. Oleh sebab itu, kini pihaknya fokus tidak hanya pada semen semata. "Namun kami juga fokus pada pengembangan industrinya," katanya. Pada kesempatan itu, Operations and Engineering Director PT Teluk Lamong, Agung Kresno Sarwono, menyatakan, Teluk Lamong adalah terminal pertama di Indonesia. Bahkan, merupakan terminal keenam di dunia yang akan beroperasi secara semiotomatis. Apalagi, Teluk Lamong juga mengedepankan konsep ramah lingkungan. "Alat bongkar-muatnya digerakkan sepenuhnya dengan tenaga listrik. Teluk Lamong menetapkan semua truk yang belum memenuhi standar emisi tersebut berhenti di area transfer di luar dermaga. Lalu muatan dipindahkan ke atas truk kontainer berbahan bakar CNG," katanya. Teluk Lamong itu, yakin dia, sekaligus menjadi solusi untuk menghadapi MEA 2015. Dengan adanya Teluk Lamong diharapkan dapat membantu menekan biaya angkut perusahaan sehingga produk yang dijual nantinya bisa lebih murah. "Dengan begitu penjual tetap untung dan pembeli bisa mendapatkan harga yang lebih murah," katanya. Di samping itu, Ketua Forum Inovasi Industri Indonesia dan Pengurus Kadin Jatim, Puguh Iryantoro, optimistis, bahwa untuk menghadapi MEA 2015 maka modal awal win-win community adalah integritas di mana apa yang dilakukan harus selaras dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan.(*)
UWM Ajak Pengusaha Berbagi Kiat Menghadapi MEA
Kamis, 30 Oktober 2014 20:29 WIB