Surabaya (Antara Jatim) - Fakultas Bisnis dan Pascasarjana Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Jumat, menyelenggarakan seminar guna menggagas arsitektur dan inovasi baru dunia bisnis di Indonesia sebagai Upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Dr Teodora Winda Mulia, Ketua Panitia mengatakan, tujuan dari penyelenggaraan "The 9th National Conference Faculty of Business (NCFB) and Doctoral Colloquium" tersebut adalah selain itu bersaing dalam MEA juga untuk peningkatan kemakmuran dan kemampuan bertahan hidup masyarakat di era digital.
"Sejak awal tahun 2016, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah resmi diberlakukan. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk melakukan inovasi-inovasi agar dapat menciptakan keunggulan bersaing terhadap produk-produk asing yang kian membanjiri pasar domestik," katanya di Auditorium A301 Kampus Dinoyo UKWMS.
Dia menambahkan, Konferensi dan Kolokium Doktoral yang diharapkan dapat menjadi jembatan antara perkembangan ilmu pengetahuan di satu sisi dan dunia bisnis di sisi lain. Secara mendalam hendak distudikan wacana-wacana seputar pentingnya inovasi, perannya bagi kemajuan dunia bisnis, hambatan pelaksanaan, serta alternatif solusinya,
Selain itu, lingkungan bisnis yang mengalami perubahan signifikan akibat adanya perkembangan teknologi informasi menjadi alasan. Menurutnya, Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat mendorong munculnya inovasi-inovasi baru yang mengubah model-model bisnis yang ada.
"Satu contohnya adalah pergeseran toko serba ada tradisional menjadi situs belanja online. Perkembangan ini menyebabkan perusahaan-perusahaan yang memiliki model bisnis tradisional berupaya untuk melakukan adaptasi dan inovasi untuk mempertahankan posisinya di industri," katanya.
Dia menjelaskan, jika merujuk pada teori sistem terbuka, organisasi bisnis mau tidak mau harus berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Organisasi bisnis juga harus menyadari bahwa lingkungan bisnis yang dihadapinya kini semakin bersifat dinamis dan penuh ketidakpastian. Kesadaran ini harus diikuti dengan cara merespon secara proaktif, bahkan mampu menjadi agen perubahan bagi industrinya.
”Keberadaan dan kesinambungan kegiatan ini di masa mendatang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian ilmiah kepada dunia bisnis dan pertukaran pengetahuan dunia bisnis dengan dunia akademik, sehingga kontribusi Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS bagi masyarakat dapat semakin dirasakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Dr Ir Made Sukarta, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Jawa Timur mengapresiasi acara ini. Dia menganggap acara ini sebagai wujud dari pada kepedulian perguruan tinggi terhadap persoalan-persoalan koperasi dan UMKM.
"Saya suka dengan acara ini. Mahasiswa ini yang perlu kita ajak bicara. Ketika pemerintah sudah moratorium 5 tahun untuk penerimaan PNS, mahasiswa jangan berharap menjadi PNS selama 5 tahun itu," katanya.
Selain itu Made menyarankan agar mahasiswa tak terlalu berharap menjadi karyawan di industri besar, karena menurutnya industri besar saat ini sedang agak terpuruk atau mengalami kontraksi.
"Apa yang harus dilakukan? Inilah kehadiran perguruan tiggi seperti UKWMS. Dalam acara ini mengajak mereka berpikir, mengajak mereka bekerja bersama-sama, bahwa mahasiswa inilah sebagai pioneer sebagai pelopor-pelopor di perubahan itu. Menjadi agent of change agar mereka bisa membuka sendiri usaha itu," terangnya.
Sementara itu, Business Intellegence Bukalapak, Rahmat Danu Andika, mengatakan Mahasiswa sekarang tren-nya lebih bagus dalam berwirausaha. Dia mengungkapkan ada perbedaan antara zaman sekarang dengan zamannya berkuliah.
"Pada zaman saya kuliah dulu yang menjadi pengusaha itu segelintir banget. Sekarang tiap kali saya kalau keliling kebetulan mengisi acara di kampus, nanya yang sudah menjadi pengusaha siapa, ada loh 20-30 persen. Artinya, sebenarnya mahasiswa sekarang jiwa berwirausahanya sudah menular pesat walaupun," katanya.
Dia mendorong mahasiswa agar tak ragu dan berani gagal dalam berwirausaha. Dia mencontohkan seperti yang dialami Bukalapak pada awalnya yang sempat mengalami kegagalan. Dirinya berharap mahasiswa mampu memanfaatkan semua potensi teknologi yang ada saat ini.
"Sebenarnya kan kalau semua platform-platform digital tidak ada bener-bener 100 persen baru, artinya mengadaptasi. Kayak Bukalapak kan bukan hal yang baru, di dunia sudah ada Alibaba, sudah ada Amazon," jelasnya.
Seminar "The 9th National Conference Faculty of Business (NCFB) and Doctoral Colloquium" menghadirkan tiga orang narasumber yakni Rahmat Danu Andika, (Head of Business Partner Special Project Bukalapak. com), I Made Sukartha (Kepala Dinas dan UMKM Provinsi Jawa Timu) dan Yohanes Harimurti (Pengajar Fakultas Bisnis UKWMS). (*)