Aktivis Desak Satwa di Makam Bung Karno Dipindah
Senin, 27 Oktober 2014 22:43 WIB
Blitar (Antara Jatim) - Aktivis pemerhati satwa dari Animals Indonesia mendesak agar puluhan satwa berbagai jenis di kebun binatang mini di areal makam Bung Karno di Kota Blitar, Jawa Timur, dipindah ke tempat yang lebih layak, agar terjamin kesehatan serta perawatannya.
"Kami rekomendasikan agar satwa-satwa itu dipindah ke lembaga konservasi, seperti di Jatim Park atau Taman Safari yang sudah profesional, memerhatikan kesejahteraan satwa," kata juru bicara Animals Indonesia Elisabeth Laksmi saat berkunjung ke Blitar, Senin.
Pihaknya mengaku prihatin dengan kondisi puluhan satwa yang ada di kebun binatang mini tersebut. Terdapat beberapa satwa dilindungi yang berada di kebun binatang itu, serta tempatnya dinilai belum memenuhi standar.
Bahkan, beberapa satwa yang berada di tempat itu, dibiarkan terlalu dekat dengan pengunjung. Selain itu, para pengunjung juga memberikan makanan yang justru bisa merusak kesehatan satwa.
Elisabeth mengatakan, tim sudah beberapa kali melalukan survei ke kebun binatang mini tersebut, dan dinilai tidak layak sebagai tempat satwa yang ada di tempat tersebut. Bahkan, dari hasil investigasi, satwa yang ada di tempat itu juga tidak mendapatkan makanan yang layak, sehari hanya satu kali, sehingga tidak sejahtera.
Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim, lanjut dia, juga diketahui jarang memantau kondoisi satwa di tempat itu. Padahal, kesehatan satwa harus diperhatikan. Beberapa di antara satwa bahkan bisa menularkan penyakit ke manusia, jika kesehatannya tidak diperhatikan.
Elisabeth juga mengatakan, satwa-satwa di tempat itu sudah merupakan sitaan BKSDA. Namun, ia merasa janggal, karena sampai saat ini satwa-satwa itu masih berada di kebun binatang mini tersebut.
"Bahkan, masih ada penjualan untuk tiket masuk ke kebun binatang mini di kompleks Makam Bung Karno itu," ujarnya.
Tiket itu, kata Elisabeth, disebut pengelola untuk menutupi biaya operasional. Padahal, jika sudah menjadi satwa sitaan, seharusnya biaya pemeliharaannya menjadi tanggungan pemerintah.
Untuk itu, pihaknya minta agar pemerintah tanggap untuk mengurus satwa yang ada di kebun binatang mini tersebut, di antaranya dengan meletakkan di lembaga konservasi ataupun mengaktifkan kembali pusat penyelamatan satwa (PPS) Petungsewu di Kabupaten Malang. PPS Petungsewu masih ideal digunakan sebagai tempat konservasi. Di daerah itu, sudah ada bangunan yang siap huni, tapi vakum sejak 2008.
Kebun binatang mini yang berada di areal makam mantan Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, menjadi sorotan umum, setelah kondisi tempatnya dinilai kurang layak bagi satwa yang dilindungi undang-undang.
Di tempat itu, ada sekitar 30 satwa, dengan beragam. Untuk burung misalnya terdapat Oa Jawa, kasuari, kakak tua jambul kuning, elang brontok, buaya, rusa bawean, lutung Jawa, siamang, dan lainnya.
Satwa-satwa itu ditempatkan di kandang dengan posisi yang berdekatan. Kebun binatang itu juga sering dikunjungi wisatawan, terutama saat akhir pekan. Mereka dikenakan tiket masuk Rp2.500 per orang dengan dalih untuk keperluan operasional. (*)