Unej Buat Brownies Raksasa dari Tepung Singkong
Kamis, 23 Oktober 2014 22:20 WIB
Jember (Antara Jatim) - Universitas Jember, Jawa Timur, membuat kue brownies raksasa yang menghabiskan dana sekitar Rp60 juga dengan bahan dari tepung singkong atau dikenal dengan "mocaf".
Kue raksasa berukuran panjang 300 sentimeter, lebar 300 sentimeter dan tinggi 20 sentimeter yang di atasnya terdapat logo 50 untuk menandakan HUT setengah abad usia Unej itu dicatatkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) di Jember, Kamis.
Pencipta tepung mocaf Prof Ir Achmad Subagio, PhD menjelaskan bahwa brownies disusun dari sekitar 350 brownies kecil berukuran 30 x 10 X 5 Cm. Untuk merekatkan satu sama lain menggunakan coklat dan krim manis beraneka warna.
"Bahan baku utama adalah 100 persen tepung singkong (mocaf), dengan bahan penolong berupa margarin, coklat krim, telur ayam, gula pasir, coklat bubuk van Houten, kacang kenari dan vanili," kata Ketua Lembaga Penelitian Unej itu.
Ia menjelaskan bahwa pembuatan kue brownies terbesar di Indonesia itu merupakan upaya persuasif untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap kegunaan tepung singkong sebagai bahan baku pembuatan kue, mengomunikasikan hasil temuan Unej kepada masyarakat luas.
"Ini juga sebagai ajang promosi dan pembuktian bahwa mocaf adalah tepung alternatif yang juga dapat digunakan untuk membuat produk pangan komersial bernilai tambah tinggi dan prestisius," katanya.
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Unej itu pada tahun 2007 menciptakan tepung mocaf yang dibuat dengan menggunakan prinsip modifikasi sel singkong secara fermentasi mikroba.
Modifikasi fisik dan kimia tersebut menyebabkan perbaikan karakteristik tepung singkong, seperti menutupi aroma dan citarasa khas singkong yang cenderung tidak menyenangkan.
"Mocaf sangat baik digunakan sebagai bahan subsitusi terigu pada produk mi dan roti, serta bahan pada produk-produk pangan semi basah, seperti sosis, nugget dan lainnya," kata Subagio.
Ia menjelaskan bahwa pengembangan produk berbahan mocaf juga terus dilakukan oleh peneliti-peneliti Unej sehingga dalam tiga tahun terakhir ini dapat menghasilkan produk baru yang bernilai tambah tinggi, seperti beras cerdas dan mi mojang. (*)