Kehati: Atasi Penjualan Pulau dengan Libatkan Masyarakat
Kamis, 28 Agustus 2014 13:20 WIB
Oleh Desi Purnamawati
Jakarta (Antara) - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) menyatakan atasi dan cegah penjualan pulau-pulau kecil di Indonesia dengan mampu memberdayakan atau melibatkan masyarakat sekitanya dalam pengelolaan pulau-pulau itu.
"Pengelolaannya dengan konsep kolaborasi," kata Officer Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kehati Basuki Rahmad, di Jakarta, Kamis.
Kecenderungan penjualan atau penyewaan pulau kepada pihak asing adalah karena kurang dimanfaatkannya pulau-pulau kecil tersebut dan juga karena kurangnya investor dalam negeri.
Namun, dengan maraknya berita tentang penjualan pulau di Indonesia, Basuki semakin yakin bahwa Indonesia adalah juara dalam wisata bahari.
"Pemanfaatan pulau-pulau kecil sebagai tempat wisata seharusnya dapat menjadi daya saing bangsa dan menjadi nilai tawar Indonesia di mata dunia," katanya.
Selama beberapa tahun terakhir, bersama mitra-mitranya, Yayasan Kehati telah mengembangkan ekowisata yang berbasis desa dan masyarakat.
Dari program tersebut telah dibentuk ekowisata di bidang pertanian bersama Jaringan Ekowisata Desa (JED) di Bali, lalu bersama Komunitas Mandiri Sangihe (KOMASA) mengembangkan ekowisata pesisir di Sangihe, Sulawesi Utara.
Juga, bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat Berau Lestari (BESTARI) mengembangkan ekowisata berbasis pulau kecil di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
Cara pengelolaan pulau kecil yang melibatkan langsung masyarakat akan memberikan manfaat pada pelestarian kearifan lokal dan keaslian daerah.
Selain itu, hasil dari pengembangan ekowisatanya akan memberikan pekerjaan pada putra-putra daerah.
"Jika pulau dikelola oleh asing, maka sumberdayanya biasanya didatangkan dari luar dan omzetnya akan dikirim keluar," kata Basuki. (*)