Khartoum, (Antara/AFP) - Pasukan Sudan dan pemberontak terlibat pertempuran seru Sabtu dekat ibu kota negara bagian Kordofan Selatan, Kadugli, dengan peluru-peluru pemberontak mendarat di kota itu. Seorang penduduk Kadugli mengatakan peluru-peluru melewati di atas rumahnya. "Dua roket atau mortir dari pemberontak SPLM-North," mendarat di kota itu, kata penduduk itu kepada AFP, yang tidak beredia namanya disebutkan. Laporan-laporan tentang korban tidak dapat segera dikonfirmasikan. Satu pernyataan dari Gerakan Utara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM-North) mengatakan kesatuan artieri kami menembaki posisi-posisi militer di kota Kadugli" serta di daerah-daerah Daldako dan Al-Hamra dekat kota itu. Serangan ke Kadugli terjadi saat peberontak melancarkan satu "serangan balasan hebat " terhadap pasukan pemerintah di daerah Al-Atmur, 45 km dari ibu kota itu. Mereka mengatakan mereka menewaskan 15 tentara pemerintah dan menghancurkan satu tank dalam pertempuran di daerah itu yang Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) kataksn 6 Juni telah mereka "bebaskan". SAF menyebut daerah itu sebagai pangkalan pemberontak. "Ada pertempuran seru di sana," Sabtu, kata juru bicara SAF Sawarmi Khaled Saad kepada AFP. "Ya, mereka berusaha menyerang Al-Atmur tetapi kami mengalahkan mereka,"katanya. Pasukan pemerintah masih menguasai daerah itu setelah sekitar 50 pemberontak tewas, tambah Sad. Para pengamat mengatakan jumlah korban dari kedua pihak dalam pertempuran harus dicermati dengan hati-hati. Pertempuran di Kordofan Selatan meningkat dalam dua bulan belakangan ini. Penduduk Kadugli itu mengatakan ia dapat mendengar suara pertempuran yang dimulai pukul 06.00 waktu setempat atau 10.00 WIB dan berlanjut sampai sekitar empat jam. "Ada dua pertempuran artileri berat antara kedua pihak," katanya. SPLM-Utara secara berkala menembakkan artileri sejak akhir tahun 2012 dalam serangan-serangan yang menurut pemerintah menewaskan para warga sipil. Pada Rabu ,kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional mengatakan peningkatan serangan udara pemerintah di Kordofan Selatan dalam pekan-pekan belakangan ini mungkin dalam rangka usaha untuk memaksa penduduk kelaparan. Seorang pejabat senior partai yang berkuasa Rabbie Abdelatti Ebaid,membalas bahwa adalah tanggung jawab pemerintah untuk melindungi para warga sipil, sementara bertujun untuk menegakkan keamanan dan perdamaian di daerah iu. Seperti halnya konflik 11 tahun di Darfiur, Sudan, perang saudara tiga tahun di Kordofan Selatan dipicu oleh keluhan di kalangan kelompok non-Arab keengganan dan diskriminasi oleh pemerintah Khartoum yang didominasi Arab. (*)
Pasukan Sudan Terlibat Pertempuran Seru dengan Pemberontak
Minggu, 29 Juni 2014 15:42 WIB