154 Warga Bojonegoro Batal UN Kejar Paket B
Selasa, 6 Mei 2014 19:13 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 154 warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sejak Senin (5/5), batal mengikuti ujian nasional kejar paket B atau setara SMP, dengan alasan bermacam-macam, mulai bekerja ke luar negeri, dilarang suami, juga malu.
Kasi Keaksaraaan dan Kesetaraan Pendidikan Nonformal-Informal Dinas Pendidikan Bojonegoro, Nandar, Selasa, mengatakan dari 922 warga yang tercatat sebagai peserta UN kejar paket B di 25 lembaga penyelenggara, diketahui yang tidak hadir 154 warga.
Dari laporan yang diterima, katanya, ada 15 warga dari sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, tidak hadir mengikuti UN kejar paket B, karena berombongan berangkat bekerja ke Malaysia.
"Mereka tidak hadir mengikuti UN karena faktor ekonomi agar bisa segera bekerja," ucapnya.
Lainnya, katanya, ada juga seorang wantia peserta UN kejar paket B di Kecamatan Dander, yang tidak berangkat karena dilarang suaminya yang baru pulang bekerja dari Malaysia.
"Bahkan ada juga peserta wanita yang tidak mau berangkat mengikuti UN karena malu, karena suaminya kalah sebagai calon legislatif (caleg)," tuturnya.
Yang jelas, menurut dia, sebanyak 154 warga tersebut masih tetap bisa mengikuti UN susulan kejar paket B yang dijadwalkan dilaksanakan, 15-21 Agustus.
Tidak hanya itu, katanya, sebanyak 154 warga tersebut masih bisa mengikuti UN kejar paket B di tahun berikutnya, sebab sudah masuk program belajar kejar paket B, sehingga memiliki rapor kelas I,II dan III.
"Kalau mereka ingin mengikuti UN lagi hanya tinggal mendaftar, sebab sudah memiliki rapor kelas I, II dan III," katanya, menegaskan.
Mengenai UN kejar paket B di daerahnya, ia menjelaskan pelaksanaan UN kejar paket B yang sudah berjalan dua hari berjalan dengan lancar.
"Pelaksanaan UN berjalan lancar. Tidak ada laporan kekurangan soal atau hambatan lainnya," tandasnya.
Ia menambahkan dari 1.122 warga peserta ujian kejar paket C (setara SMA) yang sudah berjalan beberapa hari lalu, yang batal mengikuti UN 124 warga.
"Mereka batal mengikuti UN sebagian besar dengan alasan yang sama yaitu faktor ekonomi karena bekerja ke luar kota atau ke luar negeri. Tapi mereka juga memperoleh kesempatan mengikuti UN kejar paket C susulan atau di tahun berikutnya," ucapnya. (*)