Oleh Fransiska Ninditya Singapura (Antara) - Mantan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal berharap masyarakat di Indonesia dan Singapura saling menenangkan diri terkait kontroversi Usman-Harun. "Yang terpenting saat ini adalah kita sama-sama 'cooling down' setelah sempat ada kontroversi di kedua belah pihak. Kita harus sama-sama menyadari kepekaan masalah tersebut, dan atas dasar itu sebaiknya kita maju ke depan secara pragmatis," kata Dino usai berziarah di Monumen MacDonald House Singapura, Selasa. Salah satu peserta Konvensi Capres Partai Demokrat itu berada di Singapura untuk berziarah dengan meletakkan karangan bunga dan mendoakan arwah tiga korban tewas akibat pengeboman pada 10 Maret 1965. Pemerintah Singapura menghukum gantung dua orang yang tertangkap sebagai pelaku dari Korps Komando Operasi (kini dikenal sebagai Marinir) yaitu Kopral Harun Said dan Sersan Usman Janatin. Bagi Pemerintah Indonesia, yang dilakukan kedua prajurit tersebut adalah tugas negara yang mulia sehingga kepada mereka diberikan penghargaan tertinggi sebagai Pahlawan Nasional pada 17 Oktober 1968. Dino menjelaskan kondisi bilateral antara Indonesia dan Singapura saat ini jauh membaik dibandingkan saat perisitiwa itu terjadi, sehingga sewajarnya masyarakat kedua negara dapat memahami situasi tersebut. "Kita memiliki pandangan masing-masing mengenai peristiwa ini. Saat itu adalah masa sulit, pada masa konfrontasi kita menganggap Malaysia dan Singapura, yang saat itu menjadi bagian dari Malaysia, adalah musuh Indonesia," jelasnya. Dino juga berziarah ke makam Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada Senin (24/3) sebagai bentuk penghormatannya kepada dua pahlawan nasional itu. (*)
Dino Harapkan Indonesia-Singapura Tenangkan Diri Soal Usman-Harun
Selasa, 25 Maret 2014 10:50 WIB