Marsela Yuliana Awi dan Claudia Scheunemann masing-masing mencetak dua gol, sedangkan satu gol lainnya dilesakkan Reva Oktaviani. Satu gol balasan Singapura dibuat oleh Doras Chu.
Ini adalah pengalaman pertama Satoru mengarsiteki timnas putri senior setelah beberapa waktu lalu pelatih asal Jepang itu melatih timnas putri U-17 dalam Piala Asia Putri U-17 2024 di Bali.
"Saya senang sekali, pertama kali bersama timnas senior, saya senang," kata Satoru pada jumpa pers setelah lagam, Selasa.
Skuad asuhan Satoru menampilkan permainan atraktif dengan kombinasi umpan-umpan pendek saat melawan Singapura.
Beberapa kali, penggawa Garuda Pertiwi melakukan kombinasi segitiga untuk melewati lawan dan mengalirkan bola ke depan.
"Saya ingin permainan tim. Misalnya ketika bertahan cepat merebut bola, saat menyerang tujuan mencetak gol, itu dasar di sepak bola. Ketika melihat permainan bagus itu saya sangat menikmati," ucapnya.
Satoru menyebut permainan Garuda Pertiwi kala melawan Singapura adalah wujud permainan sepak bola yang menurutnya sederhana.
Dia mengambil contoh permainan sederhana itu pada permainan Claudia Scheunemann yang mempertontonkan aksinya dengan mencetak dua gol.
"Main simpel itu penting. Kalau teman-teman bisa saksikan, Claudia itu mainnya simpel," kata dia.
Pelatih 60 tahun itu memuji fanatisme suporter Indonesia yang hampir memadati Stadion Madya yang menurutnya sangat berpengaruh pada permainan anak-anak asuhnya di lapangan.
"Penonton hebat dan itu berdampak pada permainan tim. Saya sangat menikmatinya," tutupnya.
Sementara itu, pelatih Singapura Karim Bencherifa menilai tim asuhannya bermain baik, setidaknya sampai Indonesia mencetak gol ketiga melalui Marsela Yuliana Awi.
"Saya pikir kami kompetitif hingga gol ketiga. Kami punya peluang di babak pertama untuk melakukan serangan balik dan mencetak satu gol untuk kami, namun sayangnya kami tidak bisa mendapatkannya," kata Karim.