Surabaya (Antara Jatim) - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menghimpun bantuan senilai Rp1 miliar yang disalurkan dalam bentuk bahan pokok untuk korban bencana erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl) di Malang, Blitar, dan Kediri, Jawa Timur. "Kebetulan, ada sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan pameran alutsista (alat utama sistem senjata) di Surabaya, maka saya ajak kalangan industri pertahanan negara dan swasta untuk membantu korban Kelud," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Makodam V/Brawijaya di Surabaya Selasa. Di sela-sela melepas keberangkatan belasan truk berisi bantuan bahan pokok senilai Rp1 miliar dari Kemenhan untuk korban erupsi Gunung Kelud itu, ia menjelaskan bencana alam itu tidak bisa diduga datangnya. "Karena itu, bantuan kita salurkan sebagai wujud kepedulian kita semua, apalagi bencana Kelud sekarang memasuki tahap rekonstruksi. Penyaluran bantuan akan dibantu Kodam V/Brawijaya," katanya, didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo. Sementara itu, tim Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membantu peternak yang menjadi korban Kelud untuk bangkit setelah mata pencaharian warga yang umumnya ditopang dengan peternakan, pertanian, dan perkebunan terpapar erupsi Kelud. "Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang merupakan salah satu lokasi terdampak yang mengalami kerugian cukup besar. Sektor peternakan yang mengunggulkan susu sapi masih belum kembali produktif akibat terjadinua stres pada sapi," kata Koordinator Tim FKH Unair di Ngantang, drh Trilas Sardjito MSi. Ia mengungkapkan ada tiga program bantuan Tim FKH Unair yakni pemasangan pipa untuk memasok air bersih, pembuatan pakan ternak yang sesuai dengan ketersediaan bahan pangan yang ada di Ngantang, dan pengobatan gratis bagi ternak ternak yang mengalami stres. "Tim FKH Unair mendatangi para peternak di Desa Tulungrejo dan Desa Baturejo di Ngantang pada Sabtu (8/3) lalu untuk memberikan bantuan. Pemberian bantuan tersebut juga didukung oleh sejumlah perbankan, seperti Bank Indonesia, BRI, BNI, dan Bank Jatim," katanya. Menurut dia, pemberian bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat. "Pengobatan ternak gratis diberikan untuk sekitar 3.000 ekor sapi. Program ini direncanakan berjalan 12 bulan, tergantung mantri kesehatannya," tuturnya. Sementara itu, bantuan pemasangan pipa untuk air bersih ini dibangun di beberapa titik selama 35 hari, tergantung sejak waktu pencairan dana dari BI. "Setidaknya, kita butuh Rp60 juta untuk biaya pemasangan ini. Unair hanya merencanakan dan mengawasi saja," ujarnya. Di Ngantang pula, Tim FKH Unair memberikan pelatihan untuk membuat pakan ternak sesuai dengan ketersediaan sumber pangan di wilayah setempat. Pembuatan pangan itu memaksimalkan bahan bahan, seperti gedebog pisang, dedak, garam, dan cairan probiotik. "Bahan bahan panganan tersebut dapat memberikan gizi yang lebih baik, terutama bagi sapi perah. Satu gedebog yang telah dicacah dicampur dengan lima kilogram dedak dan satu bungkus garam dapur, agar rasanya gurih, lalu diberi seperlima cairan botol probiotik, dibungkus tas plastik dan didiamkan selama 24 jam," ujarnya. Bantuan pelatihan itu disambut baik oleh warga Desa Baturejo, Fitri. "Sepuluh sapi saya mengalami stres, tapi kami sudah diajari orang FKH Unair untuk bikin makanan dari gedebog itu. Produksi susunya sudah normal," tutur salah satu anggota KUD Sumber Makmur. Tak hanya di Ngantang, perwakilan dari Unair juga memberikan bantuan di Desa Kebonrejo, Kabupaten Kediri. Bersama dengan Gubernur Jatim, Soekarwo, pemberian bibit untuk pengembangan pertanian dan perkebunan diberikan kepada warga. (*)
Kemenhan Himpun Rp1 Miliar untuk Korban Kelud
Selasa, 11 Maret 2014 18:09 WIB