Alat Deteksi Longsor di Madiun Tidak Berfungsi
Rabu, 5 Februari 2014 17:33 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Alat pendeteksi dan peringatan dini atau "Early Warning System" (EWS) untuk bencana tanah longsor yang dipasang di Dusun Tegir, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tidak berfungsi akibat minimnya perawatan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Madiun, Heri Suyoko, Rabu, mengatakan minimnya perawatan tersebut karena kunci untuk mengecek kondisi alat dan bahan bakar dibawa oleh pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pusat selaku pemilik alat.
"EWS itu punya Kementerian ESDM. Yang jadi masalah adalah kuncinya tidak diserahkan ke BPBD ataupun warga Dusun Tegir. Kunci dibawa oleh yang bersangkutan dan baru diserahkan BPBD jika ada bencana yang dianggap darurat," ujar Heri Suyoko kepada wartawan.
Selain minim perawatan, diduga tidak berfungsinya alat penting itu juga karena aki sebagai sumber daya alat tersebut mengalami kerusakan.
Pihaknya juga menyayangkan hal tersebut, karena itu BPBD Kabupaten Madiun akan melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM guna membahas masalah tersebut.
Sebelumnya, EWS yang berada di depan rumah Sutikno (31) warga Desa Padas, dilaporkan sudah terpasang sejak satu tahun yang lalu. Namun, karena tidak adanya kunci, maka kondisi EWS itu tidak pernah dicek, sehingga alat tidak berfungsi setiap ada getaran tanah longsor.
Tujuan BPBD Kabupaten Madiun dan pihak terkait memasang alat deteksi dini adalah agar bencana tanah longsor tersebut diketahui sejak awal jika terjadi longsor. Rencananya, alat tersebut akan membunyikan sirinenya jika retakan tanah semakin meluas dan terjadi longsor.
Namun, alat tersebut kini tidak berfungsi. Hal itu juga membuat cemas warga setempat, sebab jika sewaktu-waktu terjadi longsor tidak ada tanda-tanda awalnya.
Terlebih lagi, Dusun Tegir, Desa Padas, tergolong wilayah yang kontur tanahnya bergerak, sehingga sangat rawan terjadi tanah longsor saat musim hujan berlangsung.
Sementara, BPBD setempat mencatat, selama tahun 2012 telah terjadi lebih dari 38 bencana di wilayah Kabupaten Madiun, seperti banjir sebanyak lima kasus, tanah longsor sebanyak sembilan kasus, angin puting beliung sebanyak 10 kasus, kebakaran sebanyak 13 kasus, dan konflik sosial sebanyak satu kasus.
Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena banjir pada tahun 2010 terjadi sebanyak 30 kasus, tapi tahun 2011 sebanyak enam kasus, dan tahun 2012 sebanyak lima kasus.
Bencana tanah longsor pada tahun 2010 terjadi sebanyak 32 kasus, tahun 2011 sebanyak 15 kasus, dan tahun 2012 sebanyak sembilan kasus. (*)