Tulungagung (Antara Jatim) - Sebagian petani di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur selama beberapa pekan terakhir mengeluhkan sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi meski stok di gudang-gudang pupuk diklaim teredia/mencukupi. Purwito, salah seorang petani di Kecamatan Donorojo, Minggu menuturkan, ia dan sejumlah petani holtikultura dan perkebunan selalu kesulitan memperoleh pupuk urea dengan harga subsidi. "Kalaupun akhirnya dapat, harganya mahal. Ini sangat memberatkan, padahal sebagian petani lain bisa dengan mudah mendapatkan," tuturnya. Ketidakpastian pasokan pupuk bersubsidi tersebut jelas mengkhawatirkan bagi para petani, khususnya yang bercocok tanam varietas holtikultura dan tanaman perkebunan. Namun kelangkaan tidak dialami pupuk jenis lainnya, seperti pupuk organik, pupuk SP 36, maupun ponska. Masalah kesulitan mendapatkan pupuk urea ditanggapi Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten, Pamuji. Menurutnya, petani yang kesulitan memperoleh pupuk karena tidak tergabung dalam kelompok tani. Jika mereka menjadi anggota Pamuji memastikan tak akan kesulitan mencari bahan penyubur tanaman tersebut. "Mereka pasti belum menjadi anggota kelompok tani. Kalau sudah, pasti tidak akan kesulitan mendapatkan pupuk. Apalagi untuk kuota tahun 2013 sudah didistribusikan ke masing-masing kelompok," tandasnya. Menurut Pamuji, pengajuan kebutuhan pupuk diajukan setiap tahun pada bulan Oktober melalui rencana definitif kegiatan kelompok (RDKK), sebelum nantinya ditetapkan oleh Menteri Perdagangan (Menperindag). Menurut Pamuji, selama ini tingkat kebutuhan di daerahnya masih di bawah ajuan yang disetujui, sehingga ia berani memastikan fakta lapangan sebenarnya tidak akan ada kelangkaan pupuk bersubsidi. "Selalu ada sisa dari pagu setiap akhir tahun, kalau melihat kondisi ini kami yakin pupuk masih cukup. Mungkin jika ada petani yang tidak kebagian atau tidak mendapatkan, karena mereka tidak tergabung dalam gapoktan (gabungan kelompok tani)," ujarnya. Pamuji juga memastikan bahwa para petani, khususnya pada lahan gogo telah menyimpan cadangan pupuk. Jadi tidak heran jika stok di tingkat distributor tinggal sedikit untuk akhir tahun. Apalagi pada bulan Januari 2014 nanti distribusi akan dimulai lagi. Untuk tahun depan Kabupaten Pacitan mengajukan ketersediaan pupuk berbagai jenis mendekati 20 ribu ton. Dari jumlah itu, alokasi petani hanya berkisar di angka 9 ribu sampai 10 ribu ton. Mengenai serapan yang hanya mencapai 50 persen dari ajuan, Pamuji menjelaskan alokasi pupuk bersubsidi memang diberikan terbatas. Selain karena keterbatasan anggaran subsidi, masyarakat diharapkan untuk mampu memproduksi pupuk sendiri. Dengan demikian ketergantungan terhadap pupuk organik buatan pabrik makin berkurang. "Ini nanti sinergis, di sisi lain kemampuan membuat pupuk (petani) meningkat. Subsidi negara akan berkurang," cetusnya. (*)
Petani Pacitan Kesulitan Peroleh Pupuk Bersubsidi
Minggu, 15 Desember 2013 20:06 WIB