Yayasan RISE-KTM Baksos di Kolong Jembatan Surabaya
Minggu, 24 November 2013 17:27 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Yayasan Bangkitlah Kemanusiaan Indonesia (RISE) dan Komunitas Tolong Menolong (KTM) menggelar bakti sosial di kolong jembatan tol Tambak Asri Kota Surabaya, Minggu, dengan membagi-bagikan puluhan paket sembako dan keperluan hidup lainnya.
Perwakilan dari Yayasan Bangkitlah Kemanusiaan Indonesia (RISE), Reshma, mengatakan, bakti sosial (baksos) ini bertujuan untuk meringankan beban hidup kaum papa yang tinggal di sana, serta mengantisipasi dampak dari musim penghujan.
"Apalagi melihat hunian mereka yang jauh dari bersih dan sehat. Tentu rentan terhadap berbagai macam penyakit khususnya flu, masuk angin dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)," kata Reshma saat berada di lokasi.
Untuk itu, lanjut Reshma, dalam baksos ini selain memberikan sembako, pihaknya juga membagikan selimut buat seluruh penghuni kolong jembatan tol Tambak Asri. "Supaya mereka tidak kedinginan kala hujan turun atau pas malam tiba sebagai penghangat waktu tidur," ujar Reshma.
Adapun paket bantuan yang diberikan berisikan 15 kg beras, 2 kg kacang hijau, 2 liter minyak goreng, 1 kg gula pasir, 1 dus mie instant, 1 kotak susu bubuk, 1 kaleng susu cair, dan 1 sajadah dibagikan untuk masing-masing Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di kawasan kumuh pinggiran Utara Surabaya ini.
Tak hanya itu, pada kesempatan itu juga dibagikan paket obat-obatan yang berisikan vitamin untuk anak-anak, minyak telon, minyak kayu putih, obat batuk, balsem, dan obat masuk angin.
Tentu saja, lanjut dia, bantuan ini diterima dengan senang hati oleh warga yang rata-rata berprofesi sebagai pemulung, pengamen, tukang pijat panggilan, pengemis, dan kuli bangunan ini. Apalagi sekarang sudah memasuki musim penghujan.
Pada kesempatan itu juga, lanjut dia, para penghuni jembatan tol diajak makan siang bersama dengan menu fastfood. Makanan yang sangat jarang atau hampir tidak pernah dikonsumsi oleh mereka.
"Jangankan untuk beli fastfood, untuk makan saja, kami kesulitan kok," kata Sriani (65) warga setempat yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat panggilan.
Hal senada juga diungkapkan Budi (8) yang mengatakan baru kali ini makan ayam seenak ini. "Terima kasih ya, kak," katanya.
Koordinator Aksi dan Ketua Komunitas Tolong-Menolong (KTM) Daniel Lukas Rorong yang juga turut berpartisipasi dalam baksos ini mengaku antusias dan menyambut dengan tangan terbuka jika banyak pihak yang mempedulikan komunitas-komunitas binaannya.
"Karena membantu serta menolong mereka kaum tak mampu, tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi juga merupakan tanggungjawab kita bersama," kata Daniel yang sudah sejak 2007 lalu menjadi aktifis kemanusiaan.
Baksos pun diakhiri dengan pembagian abate dan bersih-bersih hunian untuk menghindari serta mencegah penyakit demam berdarah. (*)