Selamat Hari Pohon
Kamis, 21 November 2013 13:56 WIB
Oleh Dr Amien Widodo *)
Awalnya, gunung itu berupa batuan, kemudian karena panas matahari pada siang hari dan dinginnya malam akan meretakkan batu, sehingga turun air hujan yang membawa CO2 akan masuk lewat retakan dan melapukkan batuan menjadi tanah.
Biji-bijian jatuh di gunung dan tumbuh pohon. Akar pohon akan menembus dan memecahkan batu serta mengeluarkan enzim untuk melapukkan batuan untuk mendapatkan mineral tanah sebagai nutrisi pertumbuhan pohon itu. Unsur-unsur hara tanah ini bersama air didistribusikan ke seluruh tubuh pohon dan dikeluarkan lewat proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi karena menghasilkan sebagian besar oksigen dan uap air yang terdapat di atmosfer.
Secara fisik kanopi pohon akan menahan energi hujan sehingga hujan bisa jatuh ke tanah dengan perlahan. Perakaran yang ada di permukaan tanah bersama rumput atau tanaman perdu dan sersah menahan hujan dan meresapkan air hujan ke dalam tanah lewat akar akar untuk mengisi cadangan air tanah.
Keberadaan pohon ini sangat berarti karena mampu meresapkan air hujan ke dalam tanah sebesar lebih dari 80 persen, sebagian kecil dialirkan sebagai air permukaan. Air hujan selama satu musim masuk ke dalam tanah dan didistribusikan lewat mata air mata air yang ada di sekeliling gunung untuk mengisi/menambah volume air sungai sehingga sungai bisa berair selama satu tahun.
Seiring dengan bertambahnya waktu tanah hasil pelapukan akan semakin tebal dengan kecepatan sekitar 0,005 mm/th di kawasan tropis. Demikian pula dengan pohon juga akan tumbuh membesar termasuk akar akarnya juga ikut membesar dan melebar.
Agar tanah tetap stabil menempel di lereng gunung yang kemiringannya tajam maka akar pohon saling bersimbiose dengan tanah, akar serabut akan memperkuat kohesi (daya ikat) tanah, sedangkan akar tunjang akan berfungsi sebagai angker memperkuat stabilitas tanah di lereng.
Iklim-tanah gunung-pohon merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, memisahkan salah satu akan berakibat pada semuanya. Penebangan hutan besar-besaran menyebabkan tanah di lereng semakin lama tidak terlindungi.
Awalnya dimulai peningkatan aliran air permukaan yang akan diikuti peningkatan intensitas erosi tanah permukaan yang bisa mencapai ribuan kali lipat. Air permukaan mengerosi tanah dan akan membawa tanah ini masuk ke badan sungai sehingga terjadi sedimentasi. Sedimentasi akan mendangkalkan sungai sehingga saat turun hujan berikutnya alur sungai tidak muat dan air akan meluap sebagai banjir.
Dampak penggundulan hutan yang paling mengerikan adalah terjadi longsor dan diikuti banjir bandang. Ancaman lain akibat penggundulan hutan akan terjadi perubahan suhu pegunungan akan membangkitkan dan mengundang angin puting beliung. Pada musim kemarau dikarenakan tidak ada air hujan yang meresap maka terjadi kekeringan dan berkurangnya mata air yang akan diikuti pengurangan debit atau menghilangnya sungai/menjadi kering sama sekali.
Untuk itu disarankan untuk mengembalikan gunung seperti apa adanya sehingga gunung bisa berfungsi sebagai kawasan resapan air, bisa berfungsi menjaga tata air, menjaga tata iklim, dan tata ekosistem agar tidak terjadi perubahan iklim yang ekstrem.
Caranya, (1) segera menetapkan kawasan resapan mutlak yang hanya dipergunakan untuk hutan dan kawasan resapan terbatas bagi kawasan yang ada permukiman dengan persyaratan yang ketat.
(2) melakukan edukasi secara kontinyu terhadap semua lapisan masyarakat baik yang ada di hulu, di bagian tengah maupun yang ada di hilir untuk dipahamkan bahwa mereka adalah saudara ekologis, saling tergantung, harus bekerja sama dan harus berbagi apa saja.
Saudara ekologis contohnya masyarakat hilir (kota) melatih masyarakat hilir agar tidak menggantungkan hidupnya dengan hutan, mereka bisa dilatih kewirausahaan misalnya petanian madu, rotan, bunga anggrek, agrobisnis lainnya. Pihak hilir selalu membeli hasil bumi tersebut sehingga bisnis berjalan lumintu dan semua senang. Dan, Selamat Hari Pohon Se-Dunia pada 21 November! Selamat Hari Menanam Pohon Nasional pada 28 November!. (*)
------------
*) Penulis adalah Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS Surabaya itu.