Muhammadiyah Mulai Didekati Parpol Jelang Pemilu-Pilpres
Sabtu, 16 November 2013 16:10 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Muhammadiyah mulai didekati sejumlah partai politik mendekati masa Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden tahun depan.
"Kalau mendekati secara tidak resmi memang sudah ada, bahkan tidak satu atau dua partai politik saja," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ketika ditemui wartawan usai meresmikan kantor pusat bisnis Muhammadiyah Jawa Timur di Jalan Ahmad Yani Surabaya, Sabtu.
Hanya saja, pihaknya enggan menyebut nama-nama partai politik yang sudah mulai mendekatinya tersebut dengan alasan tidak etis karena yang menyatakan ketertarikan hanya sebatas lisan, belum secara resmi.
"Kan masih lisan per lisan, jadi belum secara resmi. Kalau yang seperti itu belum ada satu pun partai politik yang mendekati," ujar Din.
Sedangkan, ketika disinggung tentang kesiapannya menjadi calon presiden atau calon wakil presiden ketika ada yang meminangnya, pria asal Nusa Tenggara Barat itu mengisyaratkan kesiapannya.
Hanya saja, kata dia, karena masih tercatat sebagai ketua umum hingga Juni 2015, Din Syamsudin masih harus meminta persetujuan dari organisasi.
"Kalau pengurus menyepakati dan mempersilahkan maju maka saya akan maju. Tapi jika tidak disetujui maka saya pasti tidak mau maju dan mohon maaf," katanya.
Sebagai ketua umum Muhammadiyah, ia mengaku merasa memiliki tanggung jawab sebagai kader sekaligus pemimpin. Karena itulah pria kelahiran Nusa Tenggara Barat tersebut merasa perlu koordinasi dan konsultasi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.
Sebagai orang yang tidak memiliki partai politik, Din mengaku tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden. Hanya saja, jika dicalonkan oleh partai tertentu maka ia menegaskan akan berfikir dua kali untuk tidak menerimanya.
Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia tersebut juga menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak akan terlibat politik secara langsung. Pihaknya hanya bisa memberikan saran dan bantuan pemikiran serta solusi untuk membangun bangsa menjadi lebih baik.
"Muhammadiyah tahu diri dan tidak terlibat dalam politik kekuasaan, karena hanya berpolitik moral. Kalau ada partai politik mau melamar kader Muhammadiyah sebagai pemimpin, Insya Allah punya banyak," kata dia. (*)