Alfamart Bantu Pembangunan Jembatan di Pelosok Kampung
Kamis, 7 November 2013 20:03 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, perusahaan pengelola Alfamart dan Alfamidi, menggandeng Yayasan Relawan Kampung Indonesia untuk membantu pembangunan infrastruktur jembatan di pelosok kampung di berbagai daerah.
Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) Solihin dalam keterangan melalui surat elektronik yang diterima wartawan di Surabaya, Kamis, menjelaskan program jembatan masa depan itu akan direalisasikan di wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Lombok.
"Program ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam penggalangan dana kepedulian melalui toko-toko Alfamart dan Alfamidi yang tersebar di berbagai daerah mulai 1 November hingga 15 Desember 2013," katanya.
Menurut Solihin, Yayasan Relawan Kampung Indonesia (YRKI) yang ditunjuk perusahaannya telah memproyeksikan pembangunan sebanyak 14 jembatan untuk membantu masyarakat di pelosok kampung, khususnya daerah yang membutuhkan infrastruktur jembatan.
"YRKI bertanggung jawab penuh mulai dari usulan lokasi, perizinan dari warga dan pemerintah daerah, hingga pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut," tambahnya.
Program kerja sama SAT dengan YRKI telah dimulai sejak akhir Oktober 2013, yang ditandai dengan peresmian penggunaan jembatan di Dusun I, Desa Rawa Selapan, Kecamatan Candi Puro, Kabupaten Lampung Selatan.
Jembatan serupa sebelumnya juga telah dibangun PT SAT di kampung Ngaluwuk, Desa Cileles, Kabupaten Lebak, Banten, tetapi belum melibatkan YRKI.
"Setelah ada jembatan, aktivitas warga dan anak-anak sekolah di Dusun I, Desa Rawa Selapan, makin mudah karena jarak tempuh lebih dekat," ujar Solihin.
Menurut dia, program tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian dan kontribusi perusahaan dalam membantu pemerintah daerah membangun infrastruktur jembatan, terutama untuk mendukung aktivitas pendidikan dan perekonomian daerah.
Ketua YRKI Arif Kirdiat menambahkan selain relawan, pembangunan jembatan juga melibatkan warga setempat, sehingga nantinya mereka akan merasa ikut memiliki jembatan tersebut dan merawatnya.
Sebelum dibangun jembatan besi di Desa Cileles, lanjut Arif, masyarakat setempat harus menggunakan jembatan sederhana yang terbuat dari batang bambu dan konstruksinya sangat membahayakan ketika musim hujan.
"Padahal, akses jembatan tersebut sangat penting bagi roda perekomian warga, karena menghubungkan antarkampung, selain juga akses utama anak-anak kampung menuju sekolahnya," katanya. (*)