"Gadget dan televisi itu tantangan anak sekarang yang perlu diwaspadai, karena bisa membuat mereka menjadi anak tidak baik," ucap motivator asal Surabaya Bagus Sanjoto S.Psi. Ia mengemukakan hal itu saat berbicara dalam silaturahmi yang digelar Komite Sekolah di SD Khadijah, Wonokromo, Surabaya, Sabtu. Dalam silaturahmi para wali murid yang bertajuk "Kiat Sukses Mendidik Anak Berprestasi dan Berakhlak" itu, ia menegaskan bahwa gadget dan televisi sebagai musuh anak sekarang perlu disikapi secara bijak. "Ada banyak fakta 'virus' gadget dan televisi, di antaranya anak menjadi tidak disiplin, tidak peduli orang lain, minta uang terus, tidak mau membantu orang tua, dan sebagainya," katanya. Hal yang lebih parah lagi adalah bila anak-anak menerima informasi negatif dari gadget dari temannya, pacarnya, dan sebagainya. "Kalau isi televisi itu 70 persen tak berguna," katanya. Namun, hal itu perlu disikapi secara bijak, seperti anak diajak lebih banyak beraktivitas secara fisik, misalnya berolahraga, bersepeda sehat, bermain, jalan-jalan, dan sebagainya. "Kalau televisi bisa dikurangi dengan pemasangan satu televisi saja yang ditempatkan di lokasi yang digunakan semua anggota keluarga. Kalau bisa letaknya agak tinggi agar mudah capek," katanya. Selain menyikapi gadget dan televisi secara bijak dan waspada, "trainer" yang memiliki tiga anak perempuan itu menyebut tiga cara mendidik yang baik yakni sabar, senyum, dan sentuh. "Mendidik dengan sabar berarti mendidik dengan ucapan yang halus dan tidak bernada marah, bahkan kalau perlu dengan raut muka yang senyum. Kalau mendidik dengan kasar membuat anak menjadi takut dan pendidikan yang diajarkan menjadi terlupakan," katanya. Cara lainnya adalah dengan sentuhan. "Sentuhan yang baik itu dengan mengelus pundak kanan dan kiri, mengelus punggung, mengelus kepala bagian belakang, dan mengelus punggung tangan," katanya. Secara psikologis, kata "trainer" yang sudah menulis buku "Parenting" itu, sentuhan pada bagian-bagian yang diajarkan Nabi Muhammad SAW itu membuat anak menjadi mudah patuh dan merasa bersalah. "Insya-Allah, tiga cara mendidik itu akan membuat anak menjadi baik, tapi tentu saja dengan mewaspadai musuh yang menjadi tantangan anak sekarang yakni gadget dan televisi," katanya. Dalam kesempatan itu, Kepala SD Khadijah Surabaya H Abdullah Sani MPd menegaskan bahwa anak sekarang tidak cukup diajari tentang pengetahuan, melainkan aspek karakter dan keterampilan juga sangat penting. "Kalau dulu, kita diajari secara hafalan saja cukup, tapi kalau sekarang justru hafalan itu tidak penting, karena sekarang ada 'mbah' Google yang cukup dengan sentuhan ujung jari telunjuk pada gadget kita. Ke depan, kreativitas, inovasi, dan mental justru lebih penting dalam menghadapi persaingan global," katanya. Oleh karena itu, pihaknya mengajarkan pembiasaan Pancasila dan surat-surat pendek Alquran serta doa-doa keseharian. "Selain menerapkan Kurikulum 2013, kita serius soal itu, karena itu anak didik kita diberi Buku Kecakapan Beribadah dan buku-buku penunjang untuk hal itu. Kami berharap dukungan orang tua di rumah untuk mengontrol hal itu," katanya. (*)
Berita Terkait
Wali Kota Mojokerto ajak kader motivator sukseskan program pemerintah
22 April 2025 20:49
Motivator Budi terapkan metode "ROE" gambarkan kondisi organisasi
16 Juni 2023 20:24
Bupati Bondowoso: Guru BK jadi motivator masa depan siswa
5 Januari 2023 15:41
Guru sekaligus motivator Bupati Karna Suswandi
26 November 2021 00:43
Ning Ita berikan motivasi ribuan kader motivator Kota Mojokerto
20 November 2021 09:47
Proses hukum kasus motivator aniaya siswa di Kota Malang terus berlanjut
4 November 2019 17:54
Motivator tampar siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang ditangkap polisi
18 Oktober 2019 22:46
Tangis Wali Kota Malang "meledak" saat bertemu korban tamparan motivator
18 Oktober 2019 21:35
