LSIN: JK Capres Pilihan Publik dari Golkar
Minggu, 20 Oktober 2013 18:54 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Lembaga Survei Independen Nusantara menyebutkan Jusuf Kalla merupakan calon Presiden RI pilihan publik dari Partai Golkar dengan menempati posisi teratas dengan selisih yang terpaut jauh dengan calon lain seperti Abu Rizal Bakrie.
"Fenomena tersebut tidak lepas dari sosok Jusuf Kalla (JK) sebagai Mantan Wakil Presiden RI (2004-2009) dan Capres tahun 2009. JK juga pernah menjabat ketua umum Golkar, selain itu elektabilitas JK juga didukung dengan kegiatan sensitifitas sosialnya melalui lembaga-lembaga seperti kegiatan sosial lewat Dewan Masjid, PMI, dan kegiatan safari politiknya yang sudah dilakukan sejak lama," kata Direktur Eksekutif LSIN, Yasin Mohammad melalui press rilisnya yang dikirim ke Antara Surabaya, Minggu.
Menjelang suksesi kepemimpinan pada 2014, lanjut dia, partai politik terus giat menjaring calon presiden dengan pola dan strateginya masing-masing. Beberapa Parpol telah memilih dan mendeklarasikan pasangan Capres dan Cawapresnya, sementara parpol lainnya masih terus giat menjajaki sosok Capres dan Cawapres dengan strategi dan pertimbangan politik yang matang.
Partai Golkar, lanjut dia, telah menetapkan Abu Rizal Bakrie (ARB) sebagai Capres beberapa bulan yang lalu. Awalnya terlihat mulus, namun belakangan internal Golkar terbelah terkait pencapresan Abu Rizal Bakrie.
Pencapresan ARB, menjadi pro kontra di internal Golkar karena elektabilitas ARB dinilai tidak kunjung mengalami peningkatan, ada yang bersikap ekstrem ada pula yang diplomatis dalam menunjukkan sikap politiknya atas pencapresan ARB.
Menentukan sosok pilihan publik sangat signifikan bagi Partai Golkar, selain untuk mendongkrak elektabilitas Golkar pada Pemilu Legislatif 2014 juga untuk menyuguhkan figur pemimpin Nasional yang menjadi pilihan rakyat, mengingat Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
Salah dalam menentukan dan menyodorkan sosok pemimpin Nasional dari Partai Golkar kepada publik, lanjut dia, bisa berakibat fatal terhadap Partai Golkar. Selain menetapkan kriteria secara internal dari Golkar, Partai Golkar haruslah juga memperhatikan aspek kecenderungan publik dalam menentukan sosok pemimpin Nasionalnya.
LSIN menyelenggarakan survei Nasional rentang waktu 15 Agustus 2013 sampai 20 September 2013 dengan melibatkan 1.500 responden dari 34 Provinsi di Indonesia di tambah beberapa responden dari luar negeri untuk menjajaki aspirasi publik terhadap munculnya pemimpin Nasional dari Partai Golkar.
Yasin mengatakan ketika responden diajukan pertanyaan siapakah Capres yang layak menurut anda dari partai Golkar? Responden mengajukan beberapa nama yang dinilai pantas menjadi Capres Golkar yaitu Abu Rizal Bakrie, Agung Laksono, Jusuf Kalla, dan Akbar Tanjung.
Dari keempat sosok di atas, kata Yasin, nama Jusuf Kalla menarik untuk dicermati, JK menempati posisi teratas dengan selisih yang terpaut cukup jauh dengan calon lain, bahkan elektabilitas JK mengungguli Abu Rizal Bakrie.
Saat ini tingkat keterpilihan Jusuf Kalla atau JK sebagai Capres pilihan publik dari Golkar
mencapai 36,9 persen, disusul kemudian Abu Rizal Bakrie 30,6 persen, Akbar Tanjung 6,5 persen, Agung Laksono 3,5 persen, dan Kemudian sisanya 1,9 persen tersebar pada nama-nama lainnya seperti Prio Budi Santoso, dan nama-nama kalangan artis dari Golkar, selebihnya 20,6 persen tidak menjawab atau tidak tahu sosok yang pantas menjadi Capres dari Golkar.
Survei LSIN ini mengambil sampel sepenuhnya secara acak (probability sampling), menggunakan metoda penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di setiap Provinsi.
Responden adalah penduduk Indonesia yang berumur minimal 17 tahun, dengan didasarkan pada aspek gender, geografi, sosio kultural dan sosio ekonomi, dan ideologi politik responden. Tingkat kepercayaan survei ini adalah 95 persen dengan margin of error sebesar ± 3,1 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yaitu melalui telepon dengan panduan kuesioner dan wawancara langsung dengan panduan kuesioner oleh surveyor yang tersebar di seluruh provinsi.
Mencermati sosok JK berdasarkan hasil survei LSIN, Yasin mengatakan JK diminati secara luas dan dari beragam kalangan baik dari sisi demografi, geografi, sosio ekonomi, dan latar belakang politik responden. JK diminati tidak hanya oleh simpatisan Golkar tapi juga oleh simpatisan partai lain, dari aspek demografi JK diminati oleh pemilih secara merata, bahkan secara geografis dukungan JK merata di seluruh Provinsi di Indonesia.
Sementara elektablitas Abu Rizal Bakrie, yang saat ini menjabat ketua umum Golkar berada di bawah JK. Dari aspek ideologi politik ARB diminati oleh simpatisan Golkar dan simpatisan parpol lainnya, secara geografis ARB banyak diminati penduduk di wilayah Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur, minim di pulau Sumatra.
Dari aspek demografi ARB diminati secara merata dari sisi penghasilan ekonomi, usia, agama dan kultur. Elektabilitas ARB didorong dari posisinya sebagai ketua umum Golkar sehingga agenda politik Golkar berada dalam genggamannya.
Kegiatan-kegiatan sosial secara personal juga memberikan dampak terhadap elektabilitasnya seperti memberikan beasiswa pendidikan, bantuan ke nelayan dan petani, didukung lagi dengan sosialisasi yang intens baik melalui media telivisi maupun bentuk iklan lainnya.
Meski demikian, elektabilitas ARB masih berada di bawah JK, ditambah lagi masyarakat masih mengenal ARB bersamaan pula hal-hal negatif yang masih melekat pada dirinya terutama kasus Lapindo. Kemudian Agung Laksono banyak diminati oleh simpatisan Golkar dari kalangan menengah atas, secara geografis merata di seluruh Provinsi. Terakhir Akbar Tanjung yang banyak diminati kalangan simpatisan Golkar di wilayah perkotaan secara geografis merata di seluruh provinsi. (*)