Pedagang Daging Sapi Bojonegoro Berencana Naikkan Harga
Sabtu, 19 Oktober 2013 11:41 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang daging sapi di Bojonegoro, Jatim, pekan depan berencana menaikkan harga daging sapi dari Rp85.000/kilogram menjadi Rp87.000/kilogram dengan alasan harga sapi di peternak naik.
"Pedagang sapi di pasar ini sudah sepakat akan menaikkan harga daging sapi sebesar Rp2.000/kilogram," kata seorang pedagang daging sapi di Pasar Besar Kota Bojonegoro Katrup (45), Sabtu.
Ia menjelaskan di pasar setempat pedagang daging sapi yang jumlahnya 16 pedagang daging sapi baik yang berjualan di dalam pasar maupun diluar sepakat menaikkan harga daging sapi.
"Pedagang menaikkan harga daging sapi karena harga sapi di peternak tidak beranjak turun justru semakin naik rata-rata kenaikan sapi mencapai Rp1 juta/ekor sejak menjelang Hari Raya Idul Adha," kata pedagang daging sapi di pasar setempat lainnya Arif Mu'ali.
Menurut Arif, keuntungan pedagang daging sapi semakin menurun, sebab harga sapi di peternak naik, di lain pihak omzet penjualan para pedagang semakin menurun.
Ia mencontohkan, dirinya hanya mampu menjual 1 ekor sapi yang beratnya berkisar 200-300 kilogram/hari, jauh menurun dibandingkan penjualan daging sapi di tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 2-3 ekor sapi/hari.
"Kalau memang harga sapi semakin tidak terkendali kemungkinan kami akan menutup usaha berjualan daging sapi," ujar Arif.
Mengenai pedagang daging sapi di pasar lainnya, menurut Katrup, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama menaikkan harga daging sapi. Selain harga sapi di peternak naik juga memperoleh sapi yang siap dipotong di peternak semakin sulit.
"Dulu banyak pedagang sapi datang ke rumah menawarkan sapi. Tapi sekarang mencari sendiri saja sudah," ujar seorang pedagang daging sapi di Pasar Kecamatan Kanor Farida.
Menjawab pertanyaan, baik Katrup maupun Arif menyatakan para pedagang daging sapi di pasar setempat tetap berjualan pada waktu Hari Raya Idul Adha lalu.
Hanya saja, lanjut Katrup dan Arif, para pedagang daging sapi mengurangi penjualan daging sapi sampai mencapai 50 persen dibandingkan dengan kondisi normal.
Menurut Katrup, pedagang daging sapi tetap berjualan untuk melayani pedagang makanan, seperti pedagang bakso, juga yang lainnya yang tetap membutuhkan daging sapi.
"Saat ini omzet penjualan daging sapi mulai berangsur-angsur naik lagi, sebab mulai banyak masyarakat yang memiliki hajat," jelas Katrup. (*)