Empat Tim Putri Ancam Mundur dari Livoli
Rabu, 16 Oktober 2013 20:52 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Empat tim putri mengancam mundur dari Liga Bola Voli Indonesia Divisi Utama 2013 yang kini berlangsung di Kendal, Jawa Tengah, menyusul protes mereka terhadap keabsahan pemain tim Alko Bandung, Aprilia Manganang.
Informasi yang diperoleh wartawan dari Kendal, Rabu, menyebutkan keempat tim putri yang mengancam mundur tersebut adalah juara bertahan Surabaya Bank Jatim, finalis Livoli 2012 Petrokimia Gresik, Mabes TNI, dan Wahana Express.
Kasus keabsahan Aprilia Manganang sebenarnya sudah disuarakan sejumlah klub peserta sebelum Livoli digelar, namun hingga pelaksanaan kompetisi pada Minggu (13/10), Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) belum mengambil keputusan apapun.
Alko Bandung akhirnya tetap menurunkan pemain tersebut saat laga melawan Mabes TNI dan Surabaya Bank Jatim, meskipun dalam dua laga itu, mereka menelan kekalahan dengan skor sama 2-3.
Pelatih Surabaya Bank Jatim Mashudi kepada Antara mengatakan kendati berstatus juara bertahan, timnya sangat serius dengan ancaman mundur dari Livoli, jika masalah keabsahan Aprilia Manganang tidak segera diputuskan.
"Kalau Alko Bandung tetap memainkan Aprilia Manganang di pertandingan berikutnya, kami langsung mundur dan pulang ke Surabaya. Selain kami, ada tim Petrokimia Gresik dan dua klub lain yang juga akan mundur dari Livoli," ujarnya.
Menurut Mashudi, Aprilia Manganang dianggap tidak layak tampil di kelompok putri, karena hasil pemeriksaan medis menyebutkan bahwa hormon yang terkandung dalam tubuh pemain tersebut cenderung mengarah ke laki-laki.
Tim Dewan Hakim Livoli 2013, Machfud Irsyada, ketika dihubungi terpisah menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk memutuskan status Aprilia Manganang, karena sesuai regulasi Dewan Hakim hanya memutuskan masalah yang muncul dalam pertandingan.
"Selama tidak ada surat keputusan apapun dari PP PBVSI, Dewan Hakim tidak berani mengambil keputusan. Kami memang mendapatkan protes dari sejumlah tim peserta, tapi kami tidak memiliki wewenang apapun," katanya.
Mantan pelatih tim bola voli Jatim di PON 2012 itu, menambahkan pihak yang lebih mengetahui status Aprilia Manganang adalah tim medis, setelah melalui serangkaian tes dan pemeriksaan terhadap pemain tersebut.
"Kalau hanya disodori hasil pemeriksaan medis, Dewan Hakim juga tidak berani mengambil kesimpulan soal status Aprilia," tambahnya.
Machfud mengatakan masalah ini sebenarnya sudah disampaikan kepada PP PBVSI dan minta pengurus segera memutuskan status Aprilia Manganang sebelum pelaksanaan Livoli, agar tidak menimbulkan protes dari klub-klub peserta.
"Kami khawatir masalah ini akan kembali muncul saat kompetisi Proliga tahun depan, kalau tidak segera ada keputusan yang mengikat dari PP PBVSI," ujarnya. (*)