Organisasi Buruh Kecewa Pencoretan Jumhur di Konvensi
Minggu, 25 Agustus 2013 18:57 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah elemen yang tergabung dalam organisasi buruh Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gasperindo) Jawa Timur kecewa terhadap keputusan pencoretan Jumhur Hidayat dari peserta konvensi Partai Demokrat menjaring calon Presiden RI 2014-2019.
"Ini jelas tindakan yang tidak memberikan pelajaran politik baik kepada masyarakat. Padahal menurut kami, kemampuan Jumhur tidak kalah dibandingkan lainnya," ujar Sekretaris Gasperindo Jatim Nanang Abriyanto kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Menurut Nanang, Jumhur Hidayat yang saat ini menjabat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu layak mengikuti konvensi calon presiden.
Apa yang dilakukan panitia konvensi terhadap Jumhur, kata Nanang, sama dengan tidak memberikan peluang kepada publik untuk tampil sebagai pemimpin. Ia menilai, Jumhur sengaja tidak diloloskan lantaran memiliki tingkat popularitas lebih tinggi dibanding 15 calon lain.
"Popularitas Jumhur terus naik hingga mencapai 87 persen. Ini yang mungkin membuat kekhawatiran mereka bila Jumhur sampai diloloskan akan membahayakan calon yang dijagokan Partai Demokrat," katanya.
Di Jatim, ada empat serikat buruh yang bersatu mendukung Jumhur menempuh proses dan jalan menuju kursi Indonesia-1, yakni SPN, SBSI, Gasperindo dan SPSI LEM.
Bahkan sebagai bentuk dukungan, selain di Jatim, sejumlah organisasi buruh sudah mendeklarasikan Jumhur sebagai calon presiden. Beberapa di antaranya, Jawa Barat, Riau, Lampung, Medan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara dan Jawa Tengah.
"Kami nilai Partai Demokrat pasti kena dampaknya. Seperti buruh serta masyarakat pasti tidak percaya dengan para elite partai itu," katanya.
Dimata kaum buruh, Jumhur adalah sosok kredibel dalam memperjuangkan nasib buruh dan memiliki catatan positif. Khususnya, perjuangannya terhadap buruh yang menghadapi masalah di luar negeri.
Sementara itu, disinggung apakah buruh merelakan Jumhur sebagai calon wakil presiden jika ada partai politik yang mengajaknya? Nanang mengaku tidak dalam kapasitasnya untuk menyetujui atau tidak.
"Kami serahkan kepada Pak Jumhur dan aliansi buruh di seluruh Indonesia. Yang pasti, sampai saat ini posisi yang diicar calon presiden," kata dia. (*)