Disnakertransos Bojonegoro Minta Desa Laporkan Perubahan BLSM
Selasa, 16 Juli 2013 16:24 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Disnakertransos Bojonegoro, Jatim, meminta pihak desa/kelurahan segera memproses perubahan penerima bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai usaha untuk melakukan pemutakhiran penerima kartu pengendali sosial (KPS).
"Pemutakhiran penerima KPS dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa penerima BLSM memang benar-benar warga yang miskin," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Disnakertransos Bojonegoro Dwi Harningsih, Selasa.
Ia mengakui kemungkinan di daerahnya ada warga kaya yang menerima BLSM, tapi ada juga warga miskin yang tidak terdaftar sebagai penerima BLSM.
"Kami sudah meminta kepada desa/kelurahan agar melakukan pendataan dan musyawarah mengenai kemungkinan adanya perubahan penerima BLSM," jelasnya.
Mengenai caranya, menurut dia, pemutakhiran penerima KPS dilakukan dengan melibatkan jajaran perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan tokoh masyarakat dengan didampingi petugas Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK).
"Perubahan penerima BLSM juga harus melibatkan warga yang akan diganti dan penggantinya,"katanya, menegaskan.
Sesuai petunjuk teknis (juknis) BLSM, menurut dia, daerah wajib melakukan proses pemutakhiran KPS paling lambat 15 hari setelah RTSM menerima BLSM.
"Proses pemutakhiran penerima KPS mulai dilaksanakan hari ini. Mengenai data perubahan penerima BLSM secepatnya kami laporkan kepada Kementerian Sosial setelah proses verifikasi di desa rampung," tegasnya.
Ia mengharapkan pendistribusian BLSM tahap kedua untuk Agustus-September yang besarnya juga Rp300 ribu bisa tepat sasaran.
"Cuma kapan penyalurannya kami belum tahu," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan proses pendistribusian BLSM di daerahnya dengan jumlah penerima sebanyak 118.354 RTSM sudah bisa rampung hari ini. Meski demikian, katanya, masih ada RTSM yang belum bisa mengambil BLSM, karena belum menerima KPS yang pendistribusiannya dilakukan Kantor Pos.
"Alasan Kantor Pos, di antaranya ada RTSM yang pindah tempat tidak diketahui alamatnya, meninggal dunia dan belum ditemukan alamatnya," tuturnya. (*)