Gus Sholah Nilai Pilkada Jatim Penuh Intrik
Kamis, 11 Juli 2013 16:14 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Sholah menilai Pilkada Jawa Timur kali ini penuh intrik, karena diduga ada pihak yang berupaya menjegal pencalonan kandidat tertentu.
"Saya menangkap kesan ada kekuatan yang sengaja menggagalkan pencalonan Khofifah dengan cara mengulur waktu dan melemparkan ke mana-mana proses pengambilan keputusannya," ujar dia ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis.
Pihaknya mengaku, keanehan itu dicermatinya dari cara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim mengambil sikap soal dukungan ganda.
Mengendus sesuatu yang kurang baik, ia meminta kepada elemen masyarakat pencinta demokrasi di Jatim agar ikut bersama-sama memantau proses pilkada mulai awal sampai akhir.
"Saya melihat kompak dan solidnya dukungan PKB dan muslimat NU di daerah-daerah untuk mendukung Khofifah. Mungkin hal ini yang menimbulkan ketidaksenangan pihak tertentu, sehingga berupaya agar jangan sampai pencalonan Khofifah lolos," ucapnya, menegaskan.
Adik kandung mantan Presiden Gus Dur itu berharap, KPU Jatim berani berbuat jujur dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan yang tidak bersifat kontroversial pra-pemilihan.
Seperti diketahui, konflik ini muncul pascakeputusan KPU Jatim yang menyerahkan masalah dukungan ganda partai non-parlemen, yakni Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) dan Partai Kedaulatan (PK) kepada KPU Pusat.
Oleh KPU Pusat hasilnya sudah diserahkan dan dikembalikan lagi ke KPU Jatim dengan rekomendasi yang sangat normatif. Dijadwalkan, para komisioner KPU Jatim akan melakukan pleno memutuskan masalah tersebut pada 14 Juli 2013.
Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik Suko Widodo menilai penilaian Gus Sholah terhadap dugaan intrik di Pilkada Jatim terlalu dini, apalagi KPU belum memutuskan lolos atau tidaknya Khofifah Indar Parawansa.
"Keputusan plenonya kan belum dan sekarang masih dalam tahapan. Jadi, belum ada penetapan apapun," ujar pengamat asal Universitas Airlangga Surabaya tersebut.
Di samping itu, pihaknya yakin KPU Jatim akan memutuskan sesuai regulasi yang berlaku dan dikembalikan seperti peraturan atau hukum berlaku. Menurut dia, jika Khofifah nantinya lolos maka akan terjadi kompetisi yang menarik pada Pilkada 29 Agustus mendatang.
"Khofifah sangat berpotensi, tapi harus memenuhi prosedur hukum politik sebagaimana mestinya. Kalau semua tercukupi maka tidak akan ada masalah," kata Suko Widodo.(*)