Surabaya (Antara Jatim) - Salah satu elemen pendukung pasangan bakal calon gubernur, Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa), Aliansi Wong Cilik Bersatu, menganggap surat terbuka yang disampaikan Rizal Ramli terhadap kandidat yang didukungnya adalah keliru. "Kami sudah membacanya di berbagai media massa, dan menilainya sebuah hal yang keliru tentang anggapan Rizal Ramli. Justru kami menilai cara Soekarwo tidak membunuh proses demokrasi," ujar Ketua Umum AWCB, Nugroho, kepada wartawan di Surabaya, Kamis. Beberapa hari lalu, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli mengirimkan surat terbuka ke Soekarwo. Berikut isi sebagian suratnya, "Mas Karwo, cara-cara mas Karwo menggunakan uang untuk menggagalkan partai-partai pendukung Khofifah sangat curang dan membayahakan mas Karwo sendiri. Kami punya bukti-bukti tentang kecurangan mas Karwo. Cara itu membunuh demokrasi di hulunya, dan meniadakan hak rakyat untuk memilih secara adil. Kami minta mas Karwo menghentikan cara-cara curang ini. Demi kebaikan mas Karwo sendiri, dan rasa keadilan. Salam dan Sampai Bertemu.(DR. Rizal Ramli)". Menurut Nugroho, Soekarwo telah melakukan sifat sebagai seorang pemimpin yang negarawan. Setelah resmi dilantik pada Februari 2009, Soekarwo dan wakilnya merangkul semua partai politik di Jatim dengan harapan bisa bersama-sama menjalankan roda pemerintahan dengan memberikan masukan serta arahan. "Dengan cara seperti itu, Soekarwo terbukti mampu menjaga keutuhan dan ketertiban Provinsi Jawa Timur selama ini. Sangat minim terjadi konflik antarpartai, maupun golongan tertentu," katanya. Dengan demikian, lanjut dia, pihaknya merasa pemimpin seperti inilah yang harus didukung dan mendapat kepercayaan rakyat, sebab bisa merangkul semua pihak dan golongan. Nugroho juga berharap kepada semua pihak untuk melakukan kampanye santun dengan tidak menjelek-jelekkan pasangan atau kandidat lain. Sementara itu, pandangan berbeda disampaikan pengamat politik asal Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, yang menilai manuver Soekarwo yang terkesan berusaha mengambil dukungan dari partai pendukung Khofifah menunjukkan bahwa ketakutan berkompetisi secara "fair" dengan Khofifah. "Ini memprihatinkan, karena Soekarwo sebagai kader Partai Demokrat seharusnya mengingat pesan Presiden SBY agar kader-kader partainya menjalankan politik santun dan etis. Namun, apa yang terjadi di Jatim tidak mengindahkan pesan tersebut," ujarnya seperti dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya beberapa waktu lalu. (*)
Berita Terkait
AWCB Tancap Gas Menangkan Karsa
22 Juli 2013 21:24
"AWCB": Fenomena Jakarta-Jateng Sulit Terulang di Jatim
29 Mei 2013 14:48
PAN tak ingin buru-buru sikapi wacana perubahan sistem Pilkada
26 Juli 2025 18:07
Khofifah apresiasi KPU-Bawaslu atas suksesnya Pilkada Jatim 2024
10 Mei 2025 10:21
Pasangan Nanik-Suyatni klaim unggul tipis dalam Pilkada Magetan
23 Maret 2025 04:56
KPU RI pantau pelaksanaan PSU Pilkada Magetan 2024
22 Maret 2025 20:22
KPU Jatim apresiasi kesuksesan tahapan Pilkada Kota Madiun 2024
21 Maret 2025 22:15
KPU Jatim tegaskan PSU Pilkada Magetan diikuti tiga pasangan calon
11 Maret 2025 22:22
