Puluhan Perajin Batu Bata di Bojonegoro Merugi
Minggu, 2 Juni 2013 20:32 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Puluhan perajin batu bata di Bojonegoro, Jatim, kesulitan bekerja yang disebabkan air Bengawan Solo kembali naik sehingga banyak batu bata yang rusak terendam air sungai sejak sepekan terakhir.
"Batu bata yang terendam air Bengawan Solo jumlahnya ribuan baik yang baru dicetak atau sudah selesai dibakar. Yaang jelas perajin merugi, sebab semuanya rusak," kata Ketua Kelompok Perajin Batu Bata di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Muntoro (61), Minggu.
Menurut Muntoro, perajin yang batu batanya rusak terendam air Bengawan Solo itu jumlahnya sekitar 20 orang, namun saat ini mereka tetap berproduksi dengan cara mencari lokasi yang lebih tinggi.
"Para perajin banyak yang tidak tahu kalau bantaran Bengawan Solo yang menjadi lokasi tempat mencetak batu bata terendam air Bengawan Solo, sebab naiknya air sejak tiga hari lalu itu terjadi malam hari," jelasnya.
Akibat banyak batu bata yang rusak, menurut seorang perajin batu bata lainnya di desa setempat Siswoyo (43), banyak perajin yang terpaksa menolak pesanan pembeli, sebab kesulitan mencetak batu bata.
Para perajin juga terpaksa menaikan harga, dari semula Rp450 ribu menjadi Rp650 ribu per seribu batu bata.
Muntoro menjelaskan di Desa Ledokkulon, dan Ledokwetan, keduanya di Kecamatan Kota, ada sekitar 100 perajin batu bata yang memanfaatkan "walet" (lumpur) Bengawan Solo untuk membuat batu bata.
"Pemkab seharusnya memberikan bantuan kepada para perajin yang batu batanya rusak terendam air Bengawan Solo. Bagaimanapun juga terendamnya kejadian termasuk bencana alam dan banyak perajin yang menggunakan modal pinjaman," ujarnya. (*)